Komisi I DPR yang terdiri dari Mahfudz Siddiq (PKS), Agus Gumiwang (Golkar), Yorrys Raweyai (Golkar), Meutya Hafid (Golkar), Yahya Sacawirya (Demokrat), Effendi Choirie (PKB), dan Muhammad Najib (PAN) mendapat kesempatan langka bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Istana Presiden di Ramallah, Senin (3/11/2012). Dalam pertemuan yang dijembatani penerjemah bahasa Arab itu, Mahmoud Abbas berterima kasih kepada Indonesia khususnya kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.
"Kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada pemerintah Indonesia, kepada bangsa Indonesia, yang merupakan saudara kami, yang telah mengambil posisi mendukung kami secara tegas dan Indonesia merupakan negara yang menjadi pionir dalam membuat satu konsep apa yang disampaikan dalam sidang umum PBB, dan kemudian memberi suara setuju untuk konsep itu. Sesungguhnya posisi yang diambil Indonesia ini akan selalu diingat oleh bangsa Palestina," kata Mahmoud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahmoud mengatakan akan memanfaatkan status baru sebagai negara yang diakui PBB dengan mengajak Israel untuk berunding. Dia menegaskan Palestina saat ini memiliki posisi tawar yang lebih baik untuk melakukan perundingan dengan Israel.
"Sesungguhnya tujuan akhir kami adalah mendapat kemerdekaan hakiki. Kemerdekaan itu bisa dicapai dengan diplomasi dengan Israel. Karena sesungguhnya yang kami inginkan bukan perang, kami ingin perdamaian," ujarnya.
Mahmoud menerangkan saat ini fokus pemerintah Palestina adalah menghentikan pembangunan permukiman Israel. Dia meminta bantuan dunia internasional untuk menekan Israel menghentikan pembangunan yang mengambil hak-hak bangsa Palestina itu.
"Terutama pada Amerika dan Eropa untuk bisa menekan Israel menghentikan pembangunan permukiman," tuturnya.
Mengenai usaha untuk mempersatukan faksi-faksi yang ada di Palestina, Mahmoud mengaku sudah menyiapkan satu konsep baru. Konsep itu diyakininya akan bisa mempersatukan Hamas dan Fatah.
"Ada satu platform yang sudah tersedia," ujarnya.
Mengenai keinginan Indonesia untuk membangun kantor perwakilan di Palestina, Mahmoud menyambut baik. "Ini pasti menyambut baik komunikasi kedua negara," tutup Mahmoud.
(trq/rmd)