"Sekitar jam 7 malam tadi, posisi massa dengan penanda tertentu, di bengkel yang ada di Jl Dr Sutomo, bubar. Tidak tahu juga ngapain mereka ngumpul-ngumpul," ujar salah satu warga Melak, Aji Nurdin, kepada detikcom, Minggu (25/11/2012) malam WITA.
Menurut Aji, siskmaling itu juga untuk berjaga-jaga apabila ada orang asing dari luar kampung yang masuk. Hal ini karena beberapa warga masih khawatir peristiwa kerusuhan yang sempat terjadi malam sebelumnya terulang kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Melak lainnya yang dihubungi terpisah, Siti Mariana, mengatakan hal senada. Pemantauan keliling oleh warga dilakukan sejak memasuki malam hari, hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan masuknya warga asing ke kampung mereka.
"Rasa khawatir itu pasti ada ya. Tadi sore bapak-bapak juga berunding untuk ronda malam hari ini, mulainya selesai waktu Shalat Magrib tadi. Ya, salah satunya itu untuk menghindari orang-orang luar yang mungkin masuk ke pemukiman kami di sini. Situasi sih kondusif, tapi kita tetap waspada," tegasnya.
Situasi mencekam di Barong Tongkok, Kutai Barat, Kalimantan Timur, terjadi sejak Jumat (23/11/2012). Diduga, pemicunya adalah pengeroyokan terhadap salah seorang warga saat sedang mengisi premium di APMS (Agen Premium dan Minyak Solar) Simpang Raya. Kejadian memanas setelah toko sembako dibakar, ratusan warga mengungsi, dan 800 polisi bersiaga serta pasar tradisional ludes dilalap api, Minggu (25/11/2012) dinihari.
Untuk meredakan ketegangan, sejumlah tokoh adat di Kaltim melakukan pertemuan di Samarinda. Mereka menegaskan bahwa konflik yang terjadi di Kutai Barat, bukan antar etnis. Melainkan murni tindak kriminal yang patut mendapat tindakan tegas aparat keamanan. Para tokoh adat itu pun sepakat untuk turun tangan bersama menjaga kondusifitas Kaltim dan Kutai Barat secara khusus.
(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini