Toko ini menjual berbagai macam makanan, sayur-sayuran, dan berbagai produk barang kebutuhan sehari-hari dari Indonesia. Letaknya tidak terlalu jauh dari Masjid Nabawi, dekat dengan kawasan Masjid Ijabah atau 1 km dari Masjid Nabawi.
Di kawasan itu, ada dua buah toko yang menjual aneka barang kebutuhan orang Indonesia. Salah satunya bernama toko "Indonesia Asean Center". Sedangkan di bagian bawah terdapat tulisan 'sedia barang dan makanan Indonesia, Malaysia, Philipina dan Thailand'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain di dekat Masjid Ijabah, ada satu toko lagi yang berada di kawasan distrik Masane. Toko tersebut menurut beberapa mukimin Madinah dulunya berada di dekat Masjid Ijabah, namun karena di tempat itu ada proyek pembangunan sehingga toko tersebut tergusur dan pindah. Namun barang yang dijual atau disediakan tetap sama untuk masyarakat Asia Tenggara, khususnya Indonesia.
Saat kita masuk, hampir semua barang yang dipajang di toko swalayan itu hampir 90 persen dari Indonesia. Barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti sabun mandi, pasta gigi, bedak atau kosmetik, macam-macam produk mi instan, minuman kemasan (soft drink) dan obat-obatan seperti balsem, obat masuk angin yang umum dijual di Indonesia.
Aroma aneka sayur-sayuran siap olah yang dikemas dalam plastik kecil, rempah-rempah, ikan asin, ikan sarden juga tercium di salah satu sudut tempat penyimpanan barang. Tidak hanya itu, aneka makanan cemilan kacang produk pabrik hingga makanan olahan industri rumah tangga seperti kerupuk udang,
kerupuk ikan tengiri, kerupuk mentah, gula merah, mi kering hingga kacang goreng yang dibuat mukimin Indonesia juga tersedia. Semua barang sudah tercantum label harga berkisar antara 2-25 riyal serta dilengkapi dengan tanggal kadaluwarsa.
Ketika berada di dalam toko yang sering kita dengar dalam setiap transaksi di depan kasir adalah bahasa campuran bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Hampir sebagian besar mukimin sudah mahir percakapan sehari-hari menggunakan bahasa Arab. Namun hanya sedikit orang Malaysia ataupun dari Asia Selatan seperti India yang berbelanja di tempat itu.
"Paling banyak yang datang orang Indonesia saat musim haji. Toko ini sudah ada lebih dari 20-an tahun. Milik pengusaha Indonesia dan sudah banyak cabang di Madinah, Mekkah dan Jeddah," ungkap Faizal yang berjaga di kasir.
Menurut dia, untuk barang-barang produk pabrik dari Indonesia sudah ada setiap 2 minggu atau sebulan sekali yang datang menyetorkan. Namun ada pula barang yang didatangkan langsung dari Indonesia baik menggunakan pesawat udara maupun laut.
"Ada pula barang titipan mukimin di sini seperti makanan atau snack," katanya.
Salah seorang mukimin Madinah, Ahmad Rifai warga Jawa Timur yang telah lama tinggal di dekat kawasan Ijabah menuturkan toko Indonesia sudah ada sejak awal tahun 1990-an. Selain menjadi tempat belanja, toko tersebut menjadi tempat bertemu atau berinteraksi sesama warga negara Indonesia.
"Banyak mukimin atau TKI yang bekerja di Madinah bertemu rutin sebulan sekali atau setiap hari libur hari Jumat di tempat ini. Bahkan menjadi sarana berbagai informasi lowongan pekerjaan," kata Rifai yang telah bermukim selama lebih kurang 8 tahun itu.
(bgs/try)