"Jadi waktu di Gereja, sekitar tahun 2010, Ola pernah berucap dia merasa bersyukur dengan Mami Arthalyta yang mau membantu proses hukumnya," kata Dharmawati Dareho yang pernah mendekam di tahanan di Lapas Wanita Tangerang bersama Ola dan Ayin.
Dharmawati menyampaikan itu saat berbincang dengan detikcom, Selasa (20/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ola biasa dipanggil sang jenderal," jelas Dharmawati yang pernah menjadi staf di Kemenhub.
Sayangnya, kata Dharmawati, saat itu dia tidak memperoleh informasi lebih rinci apa bentuk bantuan yang diberikan Arthalyta kepada Ola.
"Bahkan pengacara Ola, Pak Farhat dalam acara di TV pernah mengaku diminta Ayin untuk diminta tolong membantu Ola," jelas Dharmawati.
Bukan rahasia umum juga, kalau Ayin ini memiliki koneksi. Bahkan, saat ditangkap di kasus suap Jaksa Urip, posisi Ayin ini sebagai perantara. Koneksi Ayin di kalangan pejabat memang sudah tidak diragukan lagi.
"Di tahanan, Ola dekat dengan Ayin. Mereka hubungan simbiosis mutualisma. Di dalam tahanan Ola punya kuasa, dan di luar Ayin punya power, " tuturnya.
Satu contoh kecil, saat Dharmawati memprotes keistimewaan jam besuk yang dimiliki Ayin, dia malah ditekan oleh Ola. Terpidana mati itu untuk kasus narkoba yang mendapat grasi menjadi seumur hidup itu memang amat berkuasa di tahanan.
"Saya mengungkap ini bukan karena dendam. Tapi sebagai pelajaran untuk orang Indonesia, dia dapat grasi bukannya bersyukur, malah bermain narkoba lagi seperti yang dibuktikan BNN," jelas Dharmawati yang kini sudah bebas dan mempunyai usaha penginapan dan katering.
Benarkah Ayin ada keterkaitan dengan Ola? Hingga saat ini Ayin belum bisa dikonfirmasi.
(ndr/asy)