"Aiyub mengajarkan Al-quran bukan kitab yang sempurna. Kedua, salat Jumat tidak wajib bagi muslim laki-laki," kata warga Desa Naseu, Kecamatan Pandrah, Syukri (42), kepada detikcom di RSUD Fauziah Bireuen, Sabtu (17/11/2012).
Syukri merupakan salah satu korban dalam bentrokan tersebut. Ia terluka di leher, sikut, dan tangan kiri akibat sabetan senjata tajam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolres Bireuen AKBP Yuri Karsono yang ditemui detikcom di lokasi kejadian membenarkan ajaran itu. Sebelumnya, Aiyub pernah dibawa ke Majelis Permusyawaratan Umat (MPU) dan diminta tidak menyebarkan ajaran tersebut.
"Tapi oleh warga dilaporkan, dia (Aiyub) masih menyebarkan ajaran itu hingga saat ini," katanya.
Bentrokan terjadi sekitar pukul 22.30 WIB, Jumat (16/11/2012). Ratusan orang mendatangi rumah Aiyub di Desa Jambo Dalam, Kecamatan Plimbang, Bireuen. Saat warga sampai di lokasi, rumah Aiyub dalam kondisi mati lampu. Diperkirakan, Aiyub dan pengikutnya tengah beribadah.
Namun dalam keadaan gelap, warga tiba-tiba diserang sekelompok orang. Mereka pun lari kocar-kacir. Tidak lama kemudian, warga datang lagi dengan jumlah lebih banyak kemudian menyerang. Tiga tewas dan 9 terluka dalam kejadian itu.
(try/nik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini