Di Myanmar, Obama akan bertemu dengan Presiden Thein Sein dan juga tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi. Di sela-sela kunjungannya ke Australia, Hillary memastikan bahwa konflik sektarian antara Rohingya dan warga Buddha di Rakhine akan ikut dibahas dalam perbincangan Obama dengan kedua tokoh Myanmar tersebut.
"Kami mengutuk keras kekerasan tersebut, kami menyerukan perdamaian dan dialog mendalam untuk memenuhi kebutuhan yang menjadi dasar isu tersebut," ujar Hillary seperti dilansir AFP, Rabu (14/11/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga saat ini, konflik Rohingya telah menewaskan 180 orang dan memaksa lebih dari 110 ribu warga terutama etnis Rohingya, hidup di tenda-tenda pengungsian. Oleh PBB, sekitar 800 ribu warga etnis Rohingya yang berada di Myanmar dianggap sebagai minoritas paling teraniaya di dunia.
Selama kunjungannya di Myanmar, Obama akan menyatakan dukungan bagi proses reformasi yang masih bergulir di negara tersebut. Menurut Hillary, kunjungan Obama ini menjadi tanda bahwa Myanmar yang selama ini terisolasi, mampu menjadi contoh perubahan positif bagi negara manapun yang masih terkucilkan.
"Proses reformasi masih harus melalui jalan panjang, apa yang terjadi di masa depan belum jelas, namun demikian kita terus melakukan kemajuan dan kami ingin melihat kemajuan tersebut terus berlanjut," tutur Hillary.
Dalam kunjungan yang akan dilakukan pekan depan ini, Obama juga diharapkan untuk berpidato di hadapan masyarakat setempat serta melakukan kunjungan kebudayaan di Yangon.
(nvc/ita)