Namun keluarga Bales bersikeras bahwa pria itu tidak bersalah. Pengacara Bales pun menyinggung tentang peran alkohol, narkoba dan stres dalam tragedi tersebut.
Usai menggelar hearing pra-sidang, para jaksa mengecam pembantaian "keji dan mengerikan" yang terjadi pada Maret lalu tersebut. Hearing tersebut berlangsung selama 8 hari keji di pangkalan militer AS di sebelah selatan Seattle.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dikarenakan sifat keji dan brutal kejahatan tersebut, kami minta agar hukuman mencakup berbagai berbagai hukuman, termasuk hukuman mati," imbuhnya.
Bales menghadapi 16 dakwaan pembunuhan, 6 dakwaan percobaan pembunuhan, 7 dakwaan penyerangan, 2 dakwaan penggunaan narkoba dan 1 dakwaan minum alkohol. Sebanyak 17 dari 22 korban Bales adalah wanita dan anak-anak, dan nyaris emuanya ditembak di bagian kepala.
Bales diduga meninggalkan kampnya di distrik Panjwayi di bagian selatan Provinsi Kandahar pada 11 Maret malam untuk melakukan pembantaian tersebut. Pria berusia 39 tahun itu juga diduga membakar sejumlah mayat korbannya.
(ita/nrl)