Bila Terus Ketat Sampai Akhir, Hasil Pilpres AS Bisa Dibawa ke Pengadilan

Bila Terus Ketat Sampai Akhir, Hasil Pilpres AS Bisa Dibawa ke Pengadilan

- detikNews
Senin, 05 Nov 2012 14:22 WIB
Foto: AFP
Washington, - Pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat sudah di depan mata. Dari beberapa hasil survei terbaru, kandidat incumbent Presiden Barack Obama dan penantangnya, Mitt Romney masih terus bersaing dengan sangat ketat.

Apabila hasil survei ini terjadi pada pemungutan suara yang sebenarnya, maka warga AS harus menunggu lebih lama untuk mengetahui hasil pemilu. Sebabnya, penentuan pemenang bisa saja harus dilakukan melalui jalur pengadilan.

"Ini bisa saja kembali menjadi pemilu yang pemenangnya akan ditentukan oleh hakim-hakim di pengadilan," ujar Paul Sracic, Ketua Departemen Ilmu Politik di Universitas Youngstown, Ohio, seperti dikutip dari Manila Times, Senin (5/11/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil survei sejauh ini menunjukkan bahwa Obama unggul di beberapa daerah pemilihan. Namun keunggulan itu tidak mutlak dan hasil survei juga belum tentu benar. Perolehan suara di Ohio dinilai akan mengambil peranan penting dalam menentukan hasil pemilu kali ini. Ohio pernah terbukti memberikan keuntungan kepada George Bush, saat perolehan suara antara Bush dan Al Gore bersaing sangat ketat pada pemilu 2000 lalu.

Pada pemilu tahun 2000 antara George Bush dan Al Gore hasilnya harus ditentukan oleh Mahkamah Agung. Di Florida saat itu, capres dari partai Demokrat, Al Gore unggul dalam suara popular (popular vote). Namun George Bush unggul dalam suara elektoral (electoral vote), yang membuatnya mendapatkan kemenangan sangat tipis dari hasil penghitungan ulang yang dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Setelah itu 119.000 pemilih Bush di Ohio, juga memberikannya keuntungan, karena membuatnya memperoleh tambahan electoral vote dari beberapa electoral college. Akhirnya Bush dapat memenangkan pilpres dan kembali menjabat untuk periode kedua.

Sehingga apabila prediksi dari para analis ini tepat, maka hampir bisa dipastikan, penentuan hasil pemilu kali ini akan ditentukan melalui mekanisme pengadilan seperti yang pernah dialami Bush dan Al Gore.

Sistem pilpres di AS memang sedikit berbeda dengan di Indonesia. Untuk menang menjadi presiden, seorang capres harus bisa merebut suara dalam dua tahap. Pertama adalah popular vote. Popular vote ini berguna untuk menentukan jumlah electoral college dari setiap negara bagian.

Para electoral college ini lalu akan memilih nama presiden. Hak suara yang dipilih oleh electoral college ini disebut electoral vote. Untuk menjadi Presiden AS yang ke-45, baik Obama maupun Romney harus bisa merebut paling tidak 270 electoral vote.

Sebagian besar polling menunjukkan dominasi Obama atas Romney, namun jumlah selisih suara antara kedua kandidat yang sangat tipis membuat hasil pilpres Selasa (6/11) esok sulit diprediksi.

Yang paling krusial adalah perolehan suara para capres di wilayah negara bagian yang didominasi para swing voters atau para pemilih yang belum menentukan pilihan. Misalnya, di Florida, Ohio, North Carolina dan Virginia. Para pemilih di wilayah-wilayah tersebut sangat sulit diduga.


(riz/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads