"Pengamanan kita di lokasi, sudah kita bikin garis batas larangan melintas dengan radius 20 hingga 30 meter dari titik semburan lumpur," kata Kapolres Kutai Timur AKBP Budi Santosa, kepada detikcom melalui telepon, Rabu (31/10/2012) malam.
Budi menjelaskan, hasil koordinasi yang dilakukannya bersama dengan PT Pertamina EP Region KTI Sangatta Field menunjukkan bahwa daerah titik semburan lumpur bukan termasuk area pengeboran, sehingga semburan yang muncul tidak membahayakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dugaan sementara, semburan lumpur keluar karena faktor alam. Bukan seperti semburan lumpur yang ada di Sidoarjo. Prediksi Pertamina, dalam 3-4 hari akan tuntas ditanganinya (menghentikan semburan lumpur)," tambahnya.
Masih menurut Budi, ketinggian semburan lumpur mencapai hingga sekitar 30 centimeter. Di lokasi, sambungnya, ditutup dengan seng baja untuk menghindari kemungkinan masyarakat nekat mendekati lokasi titik semburan tersebut.
"Ditutup dengan seng untuk keamanan dengan penjagaan petugas sekuriti Pertamina dan dari Satuan Obyek Vital Polres Kutai Timur. Semburan itu tidak mengandung gas berbahaya," tegasnya.
"Kita juga sudah meminta kepada perangkat desa, untuk memberitahukan kepada masyarakat setempat meski jauh dari pemukiman, untuk tidak khawatir," terang Budi.
Alat berat berikut truk, sudah berada di lokasi yang digunakan untuk menggali lubang dan mengangkut lumpur yang keluar ke permukaan. "Truk untuk mengangkut lumpur, alat beratnya untuk membuat lubang untuk mengalihkan atau menampung keluarnya lumpur," ungkap Budi.
Meski demikian, beredar kabar bahwa semburan lumpur mengandung gas metan dengan prosentase 0,28 persen. Dikonfirmasi hal itu, Budi membantahnya. Dia memastikan semburan lumpur tidak mengandung gas.
"Dari data Pertamina yang kita dapatkan, lumpur yang keluar dan diangkut dengan menggunakan truk tangki sebanyak 96 ton tanpa cairan minyak mentah. Kondisi di sekitar semburan cukup aman," tutupnya.
Seperti diketahui, semburan lumpur bercampur pasir mencuat ke permukaan sejak Selasa (30/10) pagi, sekitar pukul 07.00 WITA. Ketinggian semburan kurang dari 1 meter. Petugas Layanan Operasi PT Pertamina EP Region KTI Sangatta Field, Enriko Hutasoit ketika dikonfirmasi detikcom membenarkan insiden semburan lumpur tersebut.
(nvc/nvc)