"Pilkada DKI ini menghadirkan Jokowi Effect, ini menjadi preferensi model pilkada di tempat lain. Bagaimana kemudian partai bisa bergerombol banyak dan kalah, maka pola oligarki ini juga akan menjadi evaluasi," kata Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo, kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (25/9/2012).
Menurut Ganjar, figur Jokowi memiliki karakter yang bisa ditiru bagi pilkada di tempat lain. Diantaranya soal kekalahan koalisi partai-partai yang kalah menghadapi Jokowi yang hanya diusung PDIP dan Gerindra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganjar menerangkan, mungkin pola-pola seperti Jokowi akan dikloning di banyak tempat, meskipun ada faktor-faktor yang tidak seragam sesuai daerah dimana pilkada itu diselenggarakan.
"Jokowi dengan kotak-kotaknya, kemudian bicara program, masih ada. Emosional di kotak-kotaknya jalan, kreatifitasnya muncul. Fenomena itu luar biasa, dan kalangan menengah yang rasional bisa diyakinkan dengan track record. Bahkan banyak orang menentukan pilihan sebelum kampanye, karena masing-masing sudah membaca Foke begini, Jokowi begini," kata wakil ketua komisi III DPR itu.
"Tapi seperti di Jawa Tengah gaya-gaya ini harus ada judgement, di kampung saya bicara flashmob gimana? Nggak mungkin kan, ya itu mungkin dilakukan di kota-kota besar seperti Solo, Semarang, Purwokerto, tapi di Pubalingga atau Kebumen ya nggak," imbuhnya.
(bal/van)











































