Prabowo Tunggangi Jokowi, Wajar PDIP Kapok Koalisi dengan Gerindra

Prabowo Tunggangi Jokowi, Wajar PDIP Kapok Koalisi dengan Gerindra

- detikNews
Selasa, 25 Sep 2012 08:21 WIB
Jakarta - Politisi senior PDIP Taufiq Kiemas kecewa karena kemenangan Joko Widodo (Jokowi) di Pilgub DKI lebih mendongkrak popularitas Prabowo Subianto ketimbang Megawati dan PDIP. Taufiq menegaskan sudah kapok berkoalisi dengan Gerindra. Hal ini dipandang sangat wajar.

Karena kemenangan Jokowi sedikit sekali mendongkrak popularitas Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sikap ini dipandang buntut dari Prabowo yang menunggangi popularitas Jokowi.

Apalagi hal ini sudah menjadi tumpukan kekecewaan lama. Sejak Pemilu 2009 lalu, PDIP dinilai sudah kecewa karena Prabowo tidak berjuang maksimal. Kala itu santer terdengar kabar, Prabowo baru mau dijadikan cawapres Mega pada detik terakhir sebelum pendaftaran. Prabowo memang sudah ingin menjadi capres pada Pemilu 2009 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama, Pak Taufiq Kiemas dan PDIP kayaknya memang pernah kecewa ketika pilpres 2009 Mega pasangan sama Prabowo. Ketika itu ada pembagian tugas antara PDIP dan Gerindra. PDIP garap kampanye darat, Gerindra kampanye udara (iklan TV). Tapi kampanye udara Mega-Prabowo dirasa tidak maksimal," kata pengamat politik yang juga direktur Indo Barometer, M Qodari kepada detikcom, Selasa (25/9/2012).

Kemudian tumpukan kekecewaan tersebut terjadi di Pilgub DKI. Seolah membakar kembali bara dalam sekap yang telah terpendam lama. PDIP, dalam hal ini lewat Taufiq Kiemas menyatakan keberatan karena ada yang numpang popularitas Jokowi. Upaya Prabowo memenangkan Jokowi dinilai lebih masif.

"Kedua, soal pilkada DKI, saya melihat Prabowo memang coba cari popularitas lewat iklan TV yang di dalamnya ada Prabowo dan Jokowi," nilai Qodari.

Namun dalam hal ini Prabowo dan Jokowi sama-sama diuntungkan. Mestinya PDIP juga tidak tinggal diam agar tidak ada kesan hanya Prabowo dan Gerindra yang mendongkrak popularitas Jokowi. Karena ini hanya masalah strategi bagaimana simbiosis mutualisme pengusung dan cagub yang diusung sama-sama populer.

"Tapi dalam kasus ini Prabowo bisa bilang bahwa dia kampanye untuk Jokowi dan karena itu Jokowi diuntungkan. Seharusnya, atau idealnya, PDIP juga buat iklan TV yang di dalamnya ada Mega dan Jokowi dan ditayangkan secara masif. Pada realitanya, saling untungkan antara calon kepala daerah dan partai atau capres memang terjadi, jadi tinggal pandai-pandai saja menyusun strategi," tandasnya.

(van/trq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads