Salah satu diantaranya Sertu Chrismawati Natalia, gadis lajang berdinas sebagai perawat gigi di rumah sakit ikut mewarnai cerahnya langit biru di Pulau Morotai. Dirinya sudah enam tahun menggeluti profesi sebagai penerjun payung.
Ia menceritakan sebagai penerjun payung sudah sewajarnya mempunyai rasa takut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gadis tomboy yang biasa disapa Natalia oleh rekan-rekannya menceritakan dirinya pertama kali menggeluti profesi penerjun payung juga memiliki rasa takut.
"Pertama kali sebagai penerjun takut juga cuma setelah melakukan penerjunan 8 kali saya sudah mulai terbiasa," tuturnya.
Natalia menjelaskan ketakutan yang dialami merupakan hal wajar, namun hal tersebut dijadikan dirinya sebagai faktor kewaspadaan.
"Ketakutan muncul itu adalah hal wajar, karena itu dijadikan kewapadaan kita sehingga tidak takabur," jelasnya.
Selama enam tahun sekolah di Wing Paskhas Tiga, Bandung, Jawa Barat, Natalia menceritakan pengalaman menarik yang dialaminya selama jadi penerjun.
"Kita bisa ketemu teman-teman (matra-red) di seluruh Indonesia, Karena jarang kita kumpul, paling di event tertentu saja," katanya.
Lain halnya dengan Natalia, ibu beranak dua, Sersan Mayor, Terang Desy wisatwati (34) Surabaya, mempunyai pengalaman tersendiri selama menjadi penerjun payung di Angkatan Udara.
"Saya pernah kesulitan mencabut throway karena tidak menemukan, saat acara Dankor Paskah, tapi dengan ketenangan saya dapat membuka parasut cadangan, Begitu didarat saya langsung mengucapkan puji syukur," kata ibu beranak dua yang biasa disapa Desy.
Lebih lanjut wanita angkatan udara. (Wara) yang berdinas di Rumah Sakit Sulaiman, Bandung, Jawa Barat, berprofesi sebagai perawat menuturkan dirinya baru memiliki jam terbang 250 jam.
"Saya sempet 2 sampai 3 tahun vakum, karena menikah. Pada tahun 2006 mulai termotivasi lagi terjun payung sampai sekarang," lanjutnya.
Sebagai seorang ibu, Dessy menuturkan dirinya tetap melakukan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Walaupun mengalami kesulitan tapi itu semua bisa di atasi.
"Semua bisa diatasi walaupun ada sedikit kesulitan, tapi saya nggak berhenti disitu saja, dan sebelum berangkat saya sudah menyiapin semua untuk kebutuhan anak dan terus berbagai tugas di rumah dengan suami, harus harmoni," tandasnya.
(edo/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini