"Kalau survei internal kita ya Jokowi unggul dengan selisih yang lumayan aman, tapi kita tidak bisa publikasikan angkanya. Kita sih yakin tanggal 20 September nanti Jokowi-Basuki menang karena faktor momentum. Memang untuk saat ini momentumnya Jokowi-Basuki karena rakyat ," kata Wakil Ketua Umum DPP Gerindra Fadli Zon kepada detikcom, Jumat (14/9/2012).
Dua survei yang dirilis oleh lembaga survei yang juga memenangkan Jokowi-Ahok, menurut Muzani, juga salah satu indikator yang harus dipantau. Meskipun Gerindra tidak jumawa untuk memastikan kemenangan Jokowi-Ahok, saat ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tengah banyaknya lembaga survei yang tidak melakukan survei terhadap elektabilitas cagub DKI, lembaga Indonesia Network Election Survey (INES) melakukannya. Hasilnya sangat mengejutkan: Jokowi 72,48 persen, Foke 27,52 persen.
"Dari semua aspek yang kita survei, kalau dirata-rata, pasangan Jokowi (Joko Widodo)-Ahok menang telak dengan 72,48 persen suara, sementara Foke (Fauzi Bawa)-Nara hanya mendapatkan 27,52 persen," kata Direktur Eksekutif INES, Sutisna, kepada detikcom, Jumat (14/9/2012).
Setelah Indonesia Network Election Survei (INES), Soegeng Sarjadi School for Government (SSSG) juga mengumumkan hasil surveinya terkait Pilkada DKI putaran II. Hasil survei SSG: Jokowi mengungguli Foke. Namun, ada 22% responden yang belum menentukan pilihan.
Inti dari hasil survei SSSG hampir sama dengan survei INES: Jokowi menang. Namun, terjadi perbedaan jumlah prosentase suara, karena SSSG memasukkan unsur jumlah responden yang belum memutuskan memilih kandidat, responden yang golput dan responden yang tidak menjawab.
"Kesimpulannya, siapakah yang akan dipilih pada 20 September mendatang, menurut survei dari SSSG, pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama memperoleh 36,74%. Pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli 29,47%," ujar Direktur Eksekutif SSSG, Fadjoel Rahman dalam jumpa pers di Warung Daun, Jalan Cikini Raya, Jakpus, Jumat (14/9/2012).
(van/asy)