Qodari melihat beberapa aspek. Yang pertama adalah keunggulan elektabilitas Jokowi-Ahok yang ia perkirakan mencapai 45,13 persen atas elektabilitas Foke-Nara yang hanya 37,53 persen. Angka ini diperoleh setelah Qodari menghitung hasil survei Kompas yang dipublikasikam Kamis 13 September kemarin.
"Angka ini saya proyeksikan dari persentase pilihan pada Jokowi-Ahok dan Foke-Nara di putaran pertama, dikalikan persentase pemilih loyal, ditambah persentase suara tambahan dari pendukung calon yang tidak lolos ke putaran, seperti hasil survei Kompas," kata Qodari kepada detikcom, Jumat (14/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilihat dari hasil survei Kompas bahwa kalangan masyarakat berpendidikan tinggi yang menilai kemampuan Foke-Nara lebih tinggi dari Jokowi-Ahok hanya 15 persen, Jokowi-Ahok lebih tinggi (45 persen), dan sama besar (40 persen).
Kalangan berpendidikan menengah yang menilai kemampuan Foke-Nara lebih tinggi dari Jokowi-Ahok hanya 25 persen, yang menyebut Jokowi-Ahok lebih tinggi (34 persen), dan sama saja (41 persen). Sementara kalangan berpendidikan rendah juga melihat kemampuan Foke-Nara lebih tinggi hanya 26 persen, yang melihat Jokowi Ahok lebih tinggi (35 persen) dan sama saja (39 persen).
"Namun hati-hati, perubahan masih mungkin terjadi dalam politik," kata Qodari.
Qodari menambahkan, tingkat golput yang mencapai 36,38 persen pada putaran pertama akan menurun. Hal ini disebabkan kedua pasangan calon terus meningkatkan penggalangan dukungan.
"Kemampuan menggerakkan basis suara menjadi salah satu faktor kemenangan pada putaran kedua nanti," ujar Qodari.
Namun demikian sampai saat ini Indo Barometer belum melakukan survei menyangkut putaran kedua Pilgub DKI. Namun terbuka peluang Indo Barometer akan merilis hasil survei maupun quick count.
"Untuk saat ini belum kita lakukan survei," katanya.
Survei yang dilakukan Kompas menyebutkan bahwa pemilih Foke-Nara yang akan konsisten memilih mereka sebesar 84 persen. Sebanyak 6 persen akan beralih ke Jokowi-Ahok, dan 10 persen belum jelas. Adapun pemilih Jokowi-Ahok yang akan tetap memilih mereka sebanyak 85 persen. Berpindah ke Foke-Nara (8 persen) dan belum jelas (7 persen). Sementara pemilih calon lain di putaran pertama, pada putaran kedua yang akan memilih Foke-Nara sebesar 38 persen, memilih Jokowi-Ahok (38 persen), dan belum jelas (24 persen). Survei ini menggunakan metode wawancara tatap muka tanggal 31 Agustus-6 September 2012. Sebanyak 600 responden yang berusia di atas 17 tahun yang tinggal di wilayah DKI Jakarta dipilih secara acak.
(van/asy)