Rentetan kematian misterius tersebut menggemparkan negara kecil Afrika timur tersebut. Para pekerja seks pun khawatir akan keselamatan jiwa mereka.
Sebagian besar wanita tersebut dibunuh di Kigali, ibukota Rwanda dalam dua bulan terakhir. Dua tersangka telah ditangkap pekan lalu. Namun para detektif terus melakukan pencarian tersangka lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepolisian nasional Rwanda menganggap ini sebagai kasus serius dan tim khusus telah ditunjuk untuk menyelidiki secara mendalam insiden-insiden ini dan menghasilkan temuan secepat mungkin," imbuhnya.
Menurut media lokal, Rwanda Focus, salah seorang korban bernama Clementine Uwimbabazi, ditemukan tewas di rumahnya dengan kata-kata "Saya akan berhenti setelah saya membunuh 400 pelacur" tertulis di bagian perutnya.
Namun Badege membantahnya sebagai rumor belaka. Menurutnya, pembunuhan ini diduga merupakan konflik soal uang dan pembalasan atas kontaminasi HIV/AIDS.
Menurut survei nasional tahun 2010, prevalensi HIV di kalangan pekerja seks di Rwanda tercatat sebesar 51 persen, sementara rata-rata nasional hanya 3 persen.
(ita/nrl)