Otoritas setempat menuturkan, korban tewas bertambah dengan drastis karena gempa ini terjadi di wilayah pegunungan yang terpencil dan didominasi kemiskinan. Banyak sarana telekomunikasi dan infrastruktur yang rusak parah akibat gempa, dimana hal ini menghambat upaya pengumpulan informasi.
Demikian seperti disampaikan juru bicara Departemen Urusan Sipil Provinsi Yunnan dan dilansir china.org.cn, Sabtu (8/9/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan sejumlah pejabat tinggi China lainnya, seperti Perdana Menteri Wen Jaibao, Wakil Perdana Menteri Hui Liangyu, Wakil Komandan Militer Pusat Guo Boxinong dan Xu Caihou, serta anggota parlemen Wu Bangguo menggelar rapat darurat untuk membahas penanganan bencana ini. PM Wen menekankan bahwa upaya pencarian dan penyelamatan korban harus diutamakan demi meminimalisir korban tewas.
Selain itu, PM Wen memastikan bahwa para korban luka harus mendapat perawatan yang layak, demikian halnya dengan pemulihan infrastruktur yang rusak akibat gempa. PM Wen meminta otoritas setempat untuk memberikan suplai air minum, makanan, pakaian, dan tempat pengungsian yang layak bagi warga yang menjadi korban.
Sebelumnya diberitakan bahwa serangkaian gempa bumi, termasuk yang berkekuatan 5,7 SR dan 5,6 SR melanda wilayah perbatasan Yunnan dan provinsi Guizhou, pada Jumat (7/9), sekitar pukul 11.00 waktu setempat. Pusat Informasi Gempa Bumi China menyatakan gempa bumi tersebut berpusat di kedalaman 14 km dari permukaan laut. Gempa tersebut diikuti oleh serangkaian gempa susulan yang semakin membuat panik warga.
Perlu diketahui bahwa wilayah barat daya China memang tergolong rentan terhadap gempa bumi. Pada Mei 2008 lalu, gempa berkekuatan 8 SR mengguncang wilayah Sichuan dan sebagian wilayah Shaanxi dan Gansu. Gempa ini menewaskan puluhan ribu orang dan memporak-poranda wilayah-wilayah tersebut.
(nvc/mpr)