"Setelah bertemu keluarga, dalam foto tersebut Kartosoewirjo kemudian melakukan salat taubat, mengenakan pakaian putih hitam," tulis Fadli Zon dalam bukunya 'Hari Terakhir Kartosoewirjo' yang dikutip detikcom, Rabu (5/9/2012).
Kartosoewirjo ditangkap pada 4 Juni 1962 di Garut, setelah berbulan-bulan dikepung lewat operasi pagar betis yang dilakukan Divisi Siliwangi. Eksekusi dilakukan pada 12 September 1962, setelah oditur militer mengetuk palu hukuman mati bagi Kartosoewirjo yang dituding makar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah salat taubat, kemudian tangan Kartosoewirjo diborgol petugas dan dimasukkan ke dalam sela, tempat di mana ia menunggu untuk dibawa dengan kapal ke Pulau Ubi," tulis Fadli yang juga pengajar Sejarah di UI ini.
Fadli Zon melalui 81 foto proses eksekusi Kartosoewirjo, juga bertutur soal sikap pria yang memproklamirkan Negara Islam Indonesia (NII) itu. Sesaat menjelang eksekusi, Kartosoewirjo yang dianggap anak buahnya sebagai satria piningit ini tampak tenang dan ikhlas.
"Kelihatan ia sudah pasrah dengan takdirnya," tulis Fadli. Saat dieksekusi Kartosoewirjo berusia 57 tahun.
(ndr/nrl)