"Anaknya baik sih. Suka membantu mencuci piring, ringan tangan begitu," kenang Ziny, di kediaman ayah Muchsin, Gang Haji Latif, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (3/9/2012).
Ziny tidak menyangka anak tirinya tersebut bisa terjerumus dalam aksi terorisme. Apalagi usia Muchsin masih terbilang muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ziny terakhir bertemu Muchsin pada Lebaran bulan Agustus 2012. Muchsin bahkan ikut renang bersama keluarga.
Di tempat yang sama, Muslimin, ayah kandung Muchsin membenarkan terduga teroris yang tewas di Solo merupakan anaknya. Namun dia tidak menyangka jika anaknya merupakan teroris.
"Dia ramah, suka bercanda. Makanya saya nggak begitu yakin yang diduga teroris adalah anak saya," kata Muslimin.
Muslimin membenarkan Muchsin pernah menuntut ilmu di Pesantren Al Mukmin, Ngruki, Sukoharjo. Muchsin mondok di pesantren itu selama 4 tahun.
Pertemuan terakhir Muslimin dengan Muchsin terjadi pada 26 Agustus lalu. Setelah itu Muchsin pamit pulang ke Solo.
"Dia mau menyiapkan ternak ikan untuk usaha," ucap Muslimin.
Muchsin bersama rekannya Farhan ditembak mati Densus 88 di Solo pada Jumat (31/8). Jasad keduanya kini berada di RS Polri Kramat Jati menunggu hasil autopsi.
(nik/nrl)