Hal itu terungkap dalam mediasi di sekolah, Babakan Asem, Bogor, Senin (3/9/2012). Orangtua Ramli, Edi Supriadi, mengaku sudah mengikhlaskan kepergian anaknya. Autopsi yang sebelumnya disebut-sebut akan dilakukan, tidak perlu.
"Kami sudah ikhlas. Jadi kami tidak akan menuntut apa pun," Edi usai mediasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami juga tidak ada yang memiliki epilepsi," jelas Edi.
Sementara Kepala Sekolah SD Babakan Asem, Nuji, mengaku minta maaf atas kejadian itu. Dia menganggap korban sebagai anak sendiri. "Mudah-mudahan Bapak dan Ibu bisa memaafkan kami. Dan semoga Bapak Ibu bisa ikhlas," ujarnya saat melakukan mediasi.
Dalam mediasi terungkap, nyawa Ramli tidak tertolong saat dibawa ke RS PMI Bogor. Sebelumnya, ia berkelahi dengan siswa lain. Tidak dijelaskan kronologi perkelahian yang menyebabkan Ramli meninggal.
Polisi tak memproses kasus ini karena pihak keluarga sudah mengikhlaskan kepergian korban. "Awalnya keluarga korban mau, tapi setelah tahu apa itu autopsi itu mereka menolak," kata Kapolsek Bogor Timur, Kompol Wasino ketika dihubungi detikcom, Minggu (2/9/2012).
(try/nrl)