Peresmian taksi Blue Bird itu berlangsung di halaman Kantor Walikota Pekanbaru, Jl Sudirman, Senin (3/9/20120). Dalam kesempatan ini, Walikota Pekanbaru, Firdaus MT mencoba berkeliling kota dengan taksi tersebut.
"Alhamdulilah rasanya nyaman. Kita mengharapkan agar kehadiran Blue Bird tetap mementingkan standar pelayanan tinggi dan dapat memacu 3 operator taksi yang sudah ada di Pekanbaru untuk terus berbenah diri," kata Firdaus MT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kiranya kehadiran taksi Blue Bird jangan dianggap sebagai ancaman. Ini semua merupakan kompetisi yang baik untuk ke arah pelayan yang maksimal ke masyarakat," kata Firdaus.
Kehadiran taksi menjelang PON ini, lanjut Firdaus, juga merupakan solusi tentang kebutuhan transportasi. Sebab, selama ini di Pekanbaru memang dirasakan masih kekurangan angkutan yang layak.
"Dari rasio kebutuhan angkutan umum di Kota Pekanbaru, maka idealnya kita harus punya taksi antara 900-1.000 unit. Saat ini yang tersedia baru sekitar 47 persen. Sebelum Blue Bird, ada tiga operator yang kita sudah keluarkan izin untuk 600 unit, namun hingga kini jumlah itu belum dapat dipenuhi oleh operator," ujar Firdaus.
Direktur Blue Bird Group, Handang Agusni menyebutkan untuk tahap awal pihaknya baru mengoperasikan 100 unit. Namun ke depan secara bertahap akan menambah armadanya sebanyak 300 unit sesuai dengan izin yang dikantongi.
"Untuk Pekanbaru kita menetapkan harga argo Rp 3.500 per kilometer, biaya awal saat konsumen memasuki taksi sebesar Rp 6.000," kata Handang.
Sementara warga juga menyambut baik kehadiran taksi blue bird tersebut. Sebab, selama ini armada taksi yang ada jarang menggunakan argo. Kalau pun ada taksi berargo, harganya juga relatif mahal.
"Selama ini kita naik taksi di Pekanbaru lumayan mahalnya. Hanya perjalanan 10 km saja, harganya paling murah Rp 60 ribu," kata Hisbulah (45), warga Pekanbaru.
(cha/try)