"Dia (Bayu) setiap malam di rumah. Kalau bepergian juga berpamitan. Dulu dia kerja pabrikan, tapi setelah menikah dia lalu beralih usaha mandiri setor jahe ke warung-warung angkringan. Saya tidak pernah melihat bahwa suami melakukan tindakan mencurigakan apapun," ujar istri Bayu, Rini di rmahnya, Dusun Tempel, Desa Bulorejo, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Minggu (2/92/2012).
Hal serupa dituturkan Suyono, tetangga dekat keluarga Wiji. Dia sama sekali tidak mengira kalau Bayu akan berurusan dengan dugaan terorisme. Meskipun dia menilai Bayu orangnya agak pendiam, namun dia menurutnya Bayu menunjukkan gelagat sebagai orang baik dan tidak mencurigakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suyono mengaku datang ke rumah Wiji begitu mendengar keributan. Saat itu rumah sudah dalam kondisi terbuka, atau tepatnya dibuka paksa. Dia melihat Bayu sudah diborgol dalam keadaan tengkurap di lantai. Setelah itu ia dibawa pergi oleh sekitar 20 aparat. Kini ia di Jakarta untuk menjalani pemeriksaan.
Berdasarkan informasi, Bayu baru 8 bulan tinggal di Karanganyar semenjak menikahi Rini. Bayu disebut-sebut berasal dari Solo, tak jauh dari lokasi penyergapan dua terduga teroris lainnya yang ditembak mati Densus pada malam yang sama dengan penangkapan Bayu, Jumat (31/8/2012) lalu.
(mbr/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini