Rapat koordinasi tersebut dimulai sekitar pukul 20.15 wib dan berakhir sekitar pukul 22.30 wib. Para menteri yang hadir seperti Mendagri, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menkum HAM Amir Syamsudin, kemudian Kepala BIN Marciano Norman, Kapolri Jenderal Timur Pradopo hingga Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono bersama pejabat lainnya.
Serta dengan Forpimda Jatim seperti Gubernur Jatim Soekarwo dan Wagub Saifullah Yusuf, Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, Pangdam V Brawijaya, Kejaksaan Tinggi Jatim, juga membahas masalah warga Syiah yang tempat tinggalnya terbakar maupun pendidikan anak-anak mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kedua, masalah manusia terhadap masyarakat yang sekarang kehilangan tempat tinggal, yang tidak bisa sekolah, itu akan ditangani secara permanen oleh Pemerintah Provinsi Jatim bekerjasama dengan pemda dan seluruh unsur di daerah (Sampang), untuk mengambil langkah-langkah bagaimana anak-anak ini bisa bersekolah. Dan masyarakat kita tetap tetap dipikirkan bagaimana menampungnya dan bisa istirahat, tidurnya ini ditangani oleh pemda bersama-sama di sini," tuturnya.
"Ketiga, solusi jangka panjang untuk tempat tinggal mereka juga akan dibahas bersama-sama oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi Jatim," ujarnya.
Sedangkan, poin keempat pertemuan tersebut bahwa, hasil penelusuran kasus di Sampang ini, bukan masalah antar paham atau aliran antara Sunni dengan Syiah.
"Tapi ini persoalan keluarga yang berkembang sedemikian rupa dan itu akan ditangani secara proporsional. Saya kira ini inti dari pertemuan tadi, dan kita akan terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi," jelasnya.
Usai diwawancarai wartawan, rombongan para menteri dan pejabat dari TNI dan Polri meninggalkan gedung negara Grahadi.
(roi/mad)