Banjir Menerjang Saat Kemarau, Inspeksi Hulu Sungai Perlu diintensifkan

Banjir Menerjang Saat Kemarau, Inspeksi Hulu Sungai Perlu diintensifkan

- detikNews
Senin, 27 Agu 2012 19:26 WIB
Jakarta - Banjir bandang berkali-kali terjadi di sejumlah wilayah Indonesia belakangan ini. Tak hanya menimbulkan kerugian materi, banjir bandang juga merenggut nyawa masyarakat. Untuk meminimalkan terjadinya bencana ini, maka inspeksi hulu perlu diintensifkan.

"Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan inspeksi menyusuri sungai ke hulu saat musim kemarau atau transisi. Pada sungai-sungai yang memiliki sejarah banjir bandang perlu dilakukan inspeksi," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB, DR Sutopo Purwo Nugroho, dalam pesan tertulisnya yang diterima detikcom, Senin (27/8/2012).

Banjir yang terjadi pada Sabtu malam (25/8) pukul 22.00 Wita di Kabupaten Parigi Mountong dan Kota Palu, Sulawesi Tengah mengakibatkan 8 orang meninggal dan ratusan rumah rusak. Bahkan jalan utama trans Sulawesi putus karena jembatannya hanyut oleh banjir bandang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banjir bandang juga menerjang Aceh Tenggara pada Sabtu (18/8) sore. 6 Orang tewas, 172 rumah rusak, 11 jembatan putus, dan bangunan umum rusak. Sebelumnya, pada Juli-Agustus, banjir bandang terjadi di Luwu, Morowali, Sarmi, Gorontalo, Kota Padang, Ambon dan beberapa daerah lain. Puluhan orang tewas, dan puluhan ribu lainnya mengungsi.

Banjir yang terjadi belakangan ini justru terjadi di musim kemarau. Hal ini terjadi banjir bandang akibat pengaruh cuaca ekstrem dari siklon tropis di utara Indonesia. Selain itu, karena seringnya wilayah Indonesia terjadi gempa bumi telah menyebabkan struktur kohesi batuan dan lapisan tanah mudah longsor. Guncangan gempa ini menyebabkan lapisan batuan retak sehingga mudah longsor.

Seperti yang terlihat di Wasior, hampir separuh bukit runtuh sehingga membendung sungai di hulu. Hal yang sama juga terjadi di Maluku. Longsor pada Juli 2012 yang lalu menyisakan masalah karena terbentuk bendungan alami yang cukup besar di perbukitan.

Nah, bendungan ini harus segera dibongkar untuk menghindari banjir bandang di tahun mendatang. Bendungan alami ini tentu beda dengan bendungan yang sengaja dibangun. Sebab bendungan yang sengaja dibangun dikonstruksi dengan kuat sehingga sulit untuk jebol. Sedangkan bendungan alami dari material longsor tidak memiliki kompaksi batuan yang kuat dan mudah jebol oleh tekanan air.

Disampaikan Sutopo, banjir bandang juga muncul karena berubahnya watak hujan. Curah hujan yang tinggi meningkatkan torehan air ke lapisan tanah sehingga menimbulkan longsor. Material longsor kemudian membendung alur sungai di hulu sehingga membentuk bendungan alami. Hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan debit yang cepat dan banjir bandang.

Pemicu lainnya adalah makin rusaknya kawasan hutan di hulu. Namun bukan berarti hutan yang bagus aman dari banjir bandang. Buktinya banjir bandang tetap saja menerjang Bohorok dan Wasior, padahal hutan di kawasan itu masih perawan.

"Ketika terjadi bencana banjir bandang selalu muncul polemik penyebab bencana tersebut. Jawabnya selalu karena bencana alam, curah hujan ekstrem, ilegal logging atau kerusakan hutan di hulu. Minim sekali upaya preventifnya," keluh Sutopo.

Upaya preventif dengan inspeksi wilayah hulu dapat dilakukan dengan mengerahkan relawan pecinta alam, TNI, aparat BPBD, dan masyarakat lain untuk mencari titik-titik yang berpotensi membentuk bendungan di hulu. Ketika mereka menemukan tanggul itu, harus segera dibongkat.

"Upaya manual ini lebih efektif dibandingkan dengan foto udara atau citra satelit karena akan memerlukan biaya yang mahal. Inspeksi dapat juga dilakukan dengan menggunakan helikopter atau pesawat kecil yang langsung terbang di hulu sungai dan pada beberapa sungai sekaligus," papar Sutopo.

Namun menurut dia, pelibatan helikopter ini cukup sulit dilakukan karena seringkali bendungan-bendungan kecil tersebut tertutup kanopi pepohonan. Selain itu juga sulit dikenali pada sungai-sungai yang berada di pegunungan atau berlereng curam.

(vit/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads