Kapten Marshal Basir Dikenal Sosok yang Memiliki Semangat Hidup Tinggi

Kapten Marshal Basir Dikenal Sosok yang Memiliki Semangat Hidup Tinggi

- detikNews
Senin, 27 Agu 2012 18:06 WIB
Kapten Marshal Basir
Jakarta - Kapten Marshal Basir menghadap Tuhan di usianya ke 64 tahun. Lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug ini meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat Piper Navajo di Kutai Timur, Kalimantan Timur.

Bagi sepupunya Yance Kotjek, Marshal dikenang sebagai kepala keluarga yang punya semangat hidup tinggi. Sosoknya yang hangat membuat anggota keluarga nyaman berbincang dengan pria kelahiran 7 Juli 1948.

Ada satu kalimat khusus yang terus diingat Yance. Bila berbicara, Marshal selalu memotivasi keluarga ataupun kerabatnya untuk memiliki semangat hidup yang tinggi.

"Dia bilang seminggu orang tidak makan baru mati, 3 hari orang tidak minum baru mati. Tapi walau satu hari orang tidak punya harapan, seketika itu dia mati. Kami adik-adiknya, keluarganya dididik untuk selalu punya semangat hidup," tutur Yance saat ditemui detikcom di rumah duka, Jalan Pengadegan Selatan V nomor 3, Jaksel, Senin (27/8/2012).

Tak cuma itu, Marshal dikenang sebagai sosok yang selalu punya perencanaan terukur. "Dalam mengambil keputusan, 2 detik terlambat itu bisa jadi masalah," ujar Yance.

Kapten Marshal mengawali karir sebagai pilot di Bea dan Cukai, Jakarta. Selepas itu dia menjadi penerbang di Flying Indonesia (Aviasi), dan terakhir menjadi penerbang pesawat carter PT Intan Angkasa Air. Soal pekerjaan beresikonya ini, Marshal tak banyak bicara di keluarga.

"Dia orang yang punya percaya diri tinggi, dia tidak pernah cerita atau mengeluh soal pekerjaannya," ujar Yance.

Karena itu, keluarga mengaku ikhlas dengan kepergian Marshal. Istri Marshal, Eis dan empat anaknya  yakni Prillianti, Getri Seli, Dipa Rahmanu dan Zeta Auriga, tabah dengan kabar kepergian orang yang mereka sayangi. "Keluarga semua sudah siap dengan kabar terburuk waktu ada berita kecelakaan. Istri sudah tahu konsekuensi menjadi istri pilot. Tapi manusiawi ketika kaget mendengar kecelakaan itu,"imbuhnya.

Marshal terbang ke Samarinda pada 21 Agustus 2012 setelah mendapat tugas dari perusahaannya untuk menerbangkan pesawat Piper Navajo yang disewa Elliot Geophysics International. Tak disangka penerbangan survei tanggal 24 Agustus menjadi penerbangan terakhir Marshal.

"Ketemu terakhir di rumah tante dia waktu Lebaran. Semua normal, tidak ada tanda-tanda apapun karena semua sudah biasa dalam kumpulan keluarga," ucap Yance.

Pesawat Piper Navajo yang disewa Elliot Geophysics International diduga menghantam bukit di Gunung Mayang saat melakukan survei. Posisi pesawat ditemukan di ketinggian 1.300 kaki dengan kemiringan 70-80 derajat.

3 orang penumpang yang juga meninggal dunia adalah Suyoto (Security Officer/Kementerian Pertahanan), Peter John Elliot (GM Elliot Geophysics Internasional) dan Jandri Hendrizal (staf EGI). Saat ini keempat jenazah masih diidentifikasi di di RSUD Abdul Wahab Syahrani, Samarinda.


(fdn/mpr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads