Saat ditemui di TPU Karet Tengsin, Senin (20/8/2012), Ade sedang menjajakan dagangannya di pintu masuk kuburan. Saat itu TPU sedang ramai dikunjungi peziarah. Namun, menurut Ade, hari ini pengunjung tak seramai hari pertama Lebaran. Dia pun mengeluhkan sepinya pembeli.
"Cuma dapat Rp 200 ribu dari pagi hari ini. Kemarin bisa dapat sampai Rp 400 ribu. Dagang begini mah harus sabar, ditawarin kabur biasanya (calon pembeli)," kata Ade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari 05.30 WIB tadi sampai maghrib baru dapat Rp 200 ribu. Ini sudah lumayan buat silahturahmi besok," tuturnya.
Selain bunga, Ade juga menjual berbagai media yang biasa digunakan peziarah untuk nyekar. Sebut saja air mawar, sekantung kelopak bunga aneka jenis, melati, dan tihong (sekantong kuncup bunga).
"Habis nyekar, baca doa, baru deh biasanya dituang di kuburannya. Buat peziarah di makam, biasa kita dagang begini tiap tahun, karena suami pengurus makam," ujar wanita yang mengaku asli betawi ini.
"Walau banyak rekan Ade yang berdagang serupa dengannya, Ade mengaku tidak khawatir. "Ya rejeki masing-masing, kan Allah sudah kasih jalannya. Harga semua sama kok serba 5.000," ujar Ade.
(vid/trq)