"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Kita kehilangan seorang pemimpin besar bangsa yang sangat santun dan negarawan yang sangat halus," ujar Wakil Ketua MPR, Hadjriyanto Y Thohari dalam pesan singkatnya kepada detikcom, Senin (20/8/2012).
Menurut Hadjriyanto, Kharis Suhud seorang pemimpin dengan latar belakang militer tetapi sangat soft dalam menangani persoalan-persoalan bangsa. Kharis tidak pernah menggunakan pendekatan keras, melainkan selalu persuasif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kharis Suhud, lanjut Hadjriyanto, adalah seorang yang sangat berwawasan kebangsaan dan patriot sejati yang sangat tulus mencintai bangsa. Yang sangat mengesankan lagi, menurut Hadjriyanto, meski sudah tidak menjabat lagi sebagai Ketua MPR/DPR dan dalam usia yang lanjut, Kharis tetap saja selalu hadir memenuhi undangan perayaan Hari Konstitusi/HUT MPR setiap 18 Agustus di setiap tahun.
"Beliau sangat perduli dengan Lembaga MPR meski sudah berada di luar. Ini ditunjukkan dengan nasehat-nasihat, saran-saran, dan kritik-kritik halus yang disampaikan kepada pimpinan MPR sekarang ini. Kita berdoa semoga Allah menempatkan arwahnya di tempat yang mulia di sisi-Nya. Amien," tutup politisi Golkar ini.
Kharis Suhud meninggal di usia 87 tahun di RS Pusat Pertamina (RSPP) pukul 00.36 WIB karena sakit. Kharis dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan.
(mpr/mok)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini