Pria tersebut masih tampak muda. Usianya baru menginjak 22 tahun. Namun beban yang ditanggung dalam karirnya begitu besar karena menyangkut nyawa orang banyak.
"Ya harus siaga penuh di sini. Enggak boleh tidur, enggak boleh ditinggal. Kita kan harus (kasih) sirene kalau ada kereta mau lewat," ujar Hendra saat ditemui di pos penjaga palang kereta di Jl Doktor Makaliwe, Grogol, Jakarta Barat, Minggu (19/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu bagaimana Hendra merayakan lebaran di pos yang berukuran kurang lebih 2x1 meter tersebut? Ketika detikcom menyambangi pos, tampak beberapa fasilitas turut menemani Hendra seperti TV, dispenser, kipas angin kecil, serta radio. Barang-barang tersebut yang selalu menemaninya selama 8 jam, jumlah jam kerja yang harus ditempuhnya.
"Saya kerja sudah dua tahun. Dulu di lapangan, bagian periksa rel. Terus jadi penjaga pengganti, sekarang jadi penjaga tetap. Karena sudah betah di sini, jadi nggak masalah kalau enggak lebaran," jelasnya.
Selama 8 jam pula, Hendra harus terus menerus berada di pos baik untuk urusan makan maupun ibadah. Kamar mandi juga tersedia di belakang pos. Meski digaji minim, namun ia mengaku tetap bahagia.
"Saya dapet Rp 1,5(juta)an lah. Pas UMR (Upah Minimum Regional). Lumayan, bisa kredit motor kan itu," terang Hendra sambil menunjuk motor Yamaha Mio-nya yang terparkir di samping pos.
(dhu/mok)