"Penghargaan kepada Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam serta Tim yang telah melakukan penelitian, dan kami akan mendorong para peneliti untuk menindaklanjuti temuan mereka," kata Wamendikbud, Wiendu Nuryanti.
Hal tersebut disampaikan dalam acara "Cara Baru Memandang Bencana, Peradaban Dan Kemakmuran Indonesia di Masa Depan" di Gedung Krida Bakti, Jakarta, Selasa (14/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, hasil penelitian di Gunung Padang dianggap sebuah hasil istimewa. Wiendu berjanji akan mendukung penelitian itu hingga tuntas, termasuk memberi fasilitas yang dibutuhkan.
"Pada intinya, kami mendukung sepenuhnya penelitian yang dilakukan dan kami akan memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh Tim Mandiri Riset Terpadu Gunung Padang," terangnya.
Dalam diskusi tersebut, hadir juga Pon Purajatnika, seorang pakar arsitek kawasan purbakala. Dia mengatakan situs Gunung Padang terdiri dari lima teras yang mengarah ke gunung Gede, Jawa Barat. Susunan batu yang ditemukan teratur, hingga membuatnya bisa bertahan hingga sekarang.
"Lalu lapisan pasirnya bukan pasir gunung melainkan pasir sungai yang diangkut untuk pembangunan," terang Pon.
Danny Hilman Natawidjaja, pakar geoteknik LIPI, menambahkan bangunan purba Gunung Padang tidak hanya sebatas situs pundek berundak di atas bukit. Ada terasering juga yang terpasang di bukit.
"Hasil survei radar dan bor, hasil gali 15 meter bahwa terdapat susunan man made batu besar yang punya ruang-ruang besar," terang Danny.
Sementara di kedalaman 15 meter ke bawah ada batuan gunung api masif dengan geometri berbentuk unik. "Hasil analisis kemungkinan situs ini berusia 13.600 sebelum masehi," imbuhnya.
(rvk/mad)