"Benar ada pertemuan, Gubernur Riau datang ke ruangan, waktu itu kita lagi siap-siap mau makan siang di situ ada anggota DPR lain. Kita nggak tahu bahwa Gubernur mengajak Kadispora, waktu itu waktunya hanya 10 menit," kata Setya.
Hal itu disampaikannya kepada wartawan usai acara bukber Fraksi Golkar di lapangan sepak bola kompleks DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Beliau hanya menyampaikan keinginannya untuk mengundang saya sebagai pembicara untuk sebuah acara di bulan April. Dan itu sudah kita laksanakan," ujarnya.
Setya mengaku tak mengerti maksud dari penyebutan namanya sebagai penerima suap dana pelicin PON oleh mantan Kadispora Riau, Lukman Abbas. "Saya nggak tahu (maksudnya)," tuturnya.
Di persidangan kasus suap PON Kamis (2/8), nama dua politisi Golkar Setya Novanto dan Kahar Muzakir disebut terlibat meminta uang pelicin Rp 9 miliar terkait kasus suap PON. Kesaksian yang menyebutkan kedua politisi Golkar ini terlontar dari mulut mantan Kadispora Riau yang juga menjadi tersangka dalam kasus itu, Lukman Abbas.
"Setelah pertemuan dengn Setya Novanto di DPR, saya disuruh menyerahkan uang kepada Kahar (Muzakir). Saya kemudian menemuinya di lantai 12. Namun bukan dia yang menerima uang. Uang US$ 850.000 diserahkan oleh sopir saya kepada Acin, ajudan Pak Kahar, di lantai dasar Gedung DPR. Selebihnya US$ 200.000 lewat Dicky dan Yudi (dari konsorsium pembangunan utama stadion PON," ujar Lukman.
(trq/van)