"Tidak tahu kenapa kok nggak keluar. Tapi kalau seperti ini, kami yang disalahkan sama teman-teman TKI. Padahal kita sudah meminta berkali-kali ke Jakarta," kata Konsul Sosial-Budaya KJRI Sabah, Iman Rokhadi kepada detikcom di kantor KJRI Sabah, Lorong Kemajuan, Karamunsing, Kota Kinabalu Sabah, Malaysia, Jumat (27/7/2012).
Ijazah tersebut milik 974 siswa Learning Center (LC- semacam sekolah terbuka) yang lulus Ujian Nasional 2011. Pihak KJRI Sabah telah meminta berkali-kali ke Kemendikbud hingga dirapatkan di Kemenko Kesra pada Maret 2012. Usai rapat Kemendikbud langsung menerbitkan ijazah dan dikirim ke Sabah untuk diisi nilai dan identitas siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat tidak keluarnya ijazah, KJRI menyiasati dengan membuat surat keterangan lulus, namun pihak sekolah hanya menerima sementara. Setelah berlangsung beberapa lama, pihak sekolah tetap meminta ijazah asli.
"Banyak yang melanjutkan SMP nya di Nunukan, awalnya mereka menerima. Tapi lama-lama pihak SMP sana terus menanyakan ijazah aslinya hingga sekarang. Kita kan repot," kisah Imam sambil membeberkan puluhan berkas tersebut.
Para anak TKI ini sekolah di LC yang tersebar di berbagai tempat di penjuru Sabah. Umumnya mereka anak-anak TKI yang bekerja di perkebunan sawit. Sistem belajar LC ada dua yaitu kelas full day dan seminggu 2 kali pertemuan. LC ini difasilitasi oleh KJRI dengan tenaga pengajar dari Depdikbud dan relawan TKI.
"2 tahun berturut-turut, semua yang ikut UN lulus semua. Untuk yang UN 2012, ijazah juga belum keluar," beber Imam.
(asp/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini