Berdasarkan penelusuran, proyek itu dimenangkan oleh perusahaan Alstom yang sebelumnya mengalahkan Mitsubishi dalam proses tender. Diduga ada kejanggalan dalam pemenangan tender proyek dengan total nilai US$ 268 juta ini. Ada tiga perusahaan yang menjadi pelaksana proyeknya: Marubeni Corp, Mistui Mike, dan Alstom Power.
Perkara ini lebih mengarah pada bagaimana Alstom memenangkan tender. Perusahaan itu awalnya mengajukan harga yang lebih tinggi dari Mitsubishi. Namun pihak panitia tender tetap menerima dua perusahaan ini untuk diikutkan dalam evaluasi tahap selanjutnya. Di evaluasi kedua, Mistsubishi masih unggul, dan begitu juga di evaluasi ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar yang beredar, diduga dalam proses tender itu memang sudah diseting sejak awal. Hal tersebut terjadi karena ada peran Emir yang duduk sebagai panitia anggaran di DPR dengan salah seorang petinggi PLN. Sang petinggi PLN itu kabarnya merupakan teman dekat Emir saat berkuliah di ITB.
Emir sebelumnya sudah membantah keterlibatannya di proyek itu. Ketua Komisi Keuangan ini mengaku tidak tahu menahu mengenai kasus tersebut.
"Saya nggak tahu (pembangunan PLTU), saya kan di Komisi Keuangan, bukan domain saya," kata Emir kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (24/7/2012).
Emir mengaku tidak akan berinisiatif mendatangi KPK untuk melakukan klarifikasi. Dia akan menunggu panggilan KPK. "Nantikan pasti dipanggil," ujar politisi PDIP itu.
Anehnya status kasus ini masih simpang siur. Jubir KPK Johan Budi mengaku tidak mengetahui apakah perkara ini berada di level penyelidikan atau penyidikan. Jika berada di penyidikan, maka kasus yang digarap KPK dipastikan menelurkan nama tersangka.
"Saya belum tahu. Untuk sementara sebut saja kasus ini di pengusutan," ujar Johan singkat.
(fjp/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini