Dilahirkan pada tahun 1919 di Bogor, Jawa Barat, Kosasih adalah seorang penulis dan penggambar komik yang paling terkenal. Dia dijuluki sebagai Bapak Komik Indonesia.
Karya-karyanya berhubungan dengan kesusastraan Hindu (Ramayana dan Mahabharata) dan sastra tradisional Indonesia, terutama dari sastra Jawa dan Sunda. Sebagian karyanya adalah komik silat yang memiliki pengaruh Tionghoa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengajar ilustrasi di Institut Kesenian Jakarta, Iwan Gunawan, dari ratusan karya Kosasih, sedikitnya ada empat karya yang fenomenal. Iwan yang terakhir berjumpa dengan Kosasih pada dua bulan lalu, mengatakan karya-karya tersebut menjadi favorit pembaca sejak dulu hingga kini.
Berikut keempat karya tersebut:
Sri Asih
|
Menurut Iwan, Sri Asih digambarkan sebagai seorang pahlawan berkemben. Ini bisa dianggap sebagai adaptasi komik pahlawan super Amerika ke dalam corak Indonesia.
Ceritanya, ada tokoh bernama Nani, seorang gadis lugu yang apabila dia mengucapkan kata sakti "Dewi Asih" maka ia akan berubah menjadi pahlawan super wanita yang bisa terbang, kebal, berkekuatan super, bisa menggandakan diri, dan memperbesar tubuhnya. Kisah-kisah Sri Asih tidak hanya berlokasi di Indonesia tapi juga sampai ke Singapura dan Macao.
Siti Gahara
|
Sosok Gahara adalah plesetan dari Sahara, ratu Kerajaan Turkana yang berpakaian Timur Tengah. Kostumnya, dengan perut terbuka, lengan baju sebatas siku, dan bercelana panjang. Keheroan perempuan ini, bisa terbang dan jago berkelahi. Musuh bebuyutannya, nenek sihir.
Komik ini pun laku keras. Para penerbit masih mencetak ulang karya komik ini hingga sekarang.
Ramayana
|
Kisah ini kemudian dibuat dalam bentuk komik oleh Kosasih. Idenya muncul dari bacaan Bhagawat Gita terjemahan Balai Pusaka.
Hasil penjualan komik ini luar biasa. Bersama Mahabharata, angka penjualannya mencapat 30 ribu eksemplar. Tiras paling besar sepanjang sejarah komik Indonesia.
Menurut Iwan, komik-komik karya Kosasih paling sering dicetak ulang. Penggemar bacaan bergambar itu seolah tak pernah hilang meski berganti zaman.
Mahabharata
|
Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka sang seratus Kurawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Astina. Puncaknya adalah perang Bharatayudha di medan Kurusetra dan pertempuran berlangsung selama delapan belas hari.
Karya ini melambungkan nama Kosasih, namun yang lebih penting lagi, komik Mahabharata berhasil memperkenalkan kisah itu kepada generasi baru, yakni anak-anak dan remaja perkotaan yang jarang nonton
wayang kulit atau wayang orang. Bagi mereka, komik Kosasih adalah referensi awal ke kisah klasik asal India itu.
Walau tidak ada catatan pasti berapa jumlah komik Mahabharata yang berhasil terjual. Kosasih ingat bahwa Mahabharata dan Ramayana adalah dua karya yang kemudian berhasil membuatnya membeli rumah.
Kesuksesan sebagai komikus jualah yang membuat Kosasih berani berhenti dari pekerjaannya sebagai PNS dan total menggambar.
Menurut Iwan, di tahun-tahun selanjutnya, Kosasih tetap menguasai pasar komik Indonesia dengan kembali membuat komik wanita superhero, kisah wayang, cerita rakyat, roman, lelucon, bahkan silat. Ada ratusan judul komik yang akan membuat namanya tetap abadi.
Selamat jalan, Pak Kosasih...
Halaman 2 dari 5
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini