Anggota DPR Hanya Kenal 1 dari 27 Modus Korupsi

Anggota DPR Hanya Kenal 1 dari 27 Modus Korupsi

- detikNews
Kamis, 19 Jul 2012 14:59 WIB
Nusron Wahid (dok detikcom)
Solo - Ketua Umum PP GP Ansor yang juga anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Nusron Wahid, mengatakan sebetulnya tingkat korupsi tertinggi saat ini masih dipegang di kalangan birokrasi. Dia mengatakan anggota DPR hanya mengenal satu modus korupsi, yaitu penyuapan.

"Dari 27 modus korupsi yang dirilis KPK, anggota DPR itu paling hanya kenal satu modus saja, yaitu penyuapan. Sedangkan di birokrasi ada banyak cara yang bisa dilakukannya," ujar Nusron kepada wartawan di Solo, Kamis (19/7/2012).

Nusron lalu menyebut berbagai modus yang dilakukan kalangan birokrasi selama ini dalam menyelewengkan dana. Misalnya, pengurusan perizinan, persekongkolan tender, manipulasi pengangkatan jabatan, belanja barang, rekayasa SPJ, dan sebagainya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apapun tingkat risiko terbanyak penyelewengan akan lebih banyak terjadi pada pihak yang mengelola uang yaitu pihak birokrasi, bukan pihak yang mengawasi pengelolaan uang seperti DPR," lanjutnya.

Namun demikian Nusron memperkirakan, 10 tahun ke depan situasi tersebut akan semakin lama semakin berkurang seiring semakin berkembangnya tingkat kesadaran masyarakat. Ke depan, kata dia, pola transaksi yang terjadi bukan lagi transaksi uang seperti sekarang, melainkan transaksi ide dan gagasan.

"Kemenangan Jokowi di putaran pertama Pilgub DKI kemarin adalah bukti bahwa masyarakat sudah semakin tidak bisa dipengaruhi dengan uang. Mereka memilih sosok yang dianggapnya pantas memimpin, bukan kepentingan pragmatis. Kondisi ini akan semakin menyadarkan semua pihak bahwa nantinya masyarakat membutuhkan pengelola negara yang bersih. Semua yang korup akan tersingkir dengan sendirinya," tutup mantan Ketua PB PMII ini.

(mbr/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads