Tim Advokasi Jokowi Laporkan Dugaan Black Campaign ke Polda Metro

Tim Advokasi Jokowi Laporkan Dugaan Black Campaign ke Polda Metro

- detikNews
Kamis, 19 Jul 2012 14:58 WIB
Jakarta - Tim Advokasi 'Jakarta Baru' telah melaporkan dugaan black campaign (kampanye hitam) terkait Pilgub DKI Jakarta ke Polda Metro Jaya hari ini. Tim ini bukan hanya melaporkan kampanye hitam yang ditujukan kepada Jokowi, tapi juga yang ditujukan kepada cagub lain, termasuk Fauzi Bowo (Foke).

"Hari ini kami melaporkan tindak pidana terkait adanya kampanye hitam dalam Pilkada DKI ini yang memang bisa dibilang merugikan pasangan Jokowi. Ada juga kampanye hitam yang merugikan pasangan Foke, jadi kami di sini tidak melaporkan Foke, tetapi delik pidana yang ada. Seperti kabar bohong soal identitas, latar belakang aktivitas Jokowi, pelanggaran etnis terhadap pasangan Jokowi dan lainnya," ujar Koordinator Tim Advokasi, Habiburokhman, di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (19/7/2012).

Ia menjelaskan ada tiga bukti yang dijadikan dasar pengajuan laporan kepada polisi. Bukti tersebut berrupa foto-foto Cagub yang diedit menyerupai Hitler hingga broadcast message Blackberry Messenger (BBM) yang berisi kebohongan publik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bukti itu kita print out. Isinya soal pesan yang beredar tentang izin pesantren, identitas Jokowi, isu ras, foto Foke seperti Hitler. Nah, ini kita lapor ke polisi bukan ke Panwas supaya polisi cepat menangkap pelakunya, karena ini kabar bohong, kan kemarin seperti Sukhoi itu bisa ditangkap," ujarnya.

Habiburokhman menegaskan, hal seperti itu sudah keterlaluan dan tidak boleh dilakukan. Ia juga mengutuk pengubah foto cagub menjadi foto Hitler, yang menurutnya seorang tokoh diktator Jerman.

"Sedangkan Foke kan meskipun tidak sukses tapi tidak seperti Hitler, dan saya yakin perbuatan itu bukan dilakukan oleh tim pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli," jelasnya.

Keberadaan politik hitam itu, dia menambahkan, bukan hanya mencoreng nama cagub. Melainkan bisa membuat perpecahan antar warga Jakarta sendiri. "Karena ada pesan yang mengandung SARA," imbuhnya.

(rvk/trq)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads