Batasi Langkah JK, Golkar Gamang Trauma Masa Lalu

Batasi Langkah JK, Golkar Gamang Trauma Masa Lalu

- detikNews
Rabu, 18 Jul 2012 11:33 WIB
Batasi Langkah JK, Golkar Gamang Trauma Masa Lalu
Jakarta - Partai Golkar membatasi langkah tokoh selain Ketua Umum Golkar Abrizal Bakrie (Ical) untuk berlaga di Pilpres 2014. Alhasil, tokoh sekaliber JK sampai menyatakan kesiapan dipecat. Rupanya, Golkar ketakutan dengan trauma masa lalu.

"Ketakutannya itu lebih kepada trauma masa lalu. Dalam dua kali Pilpres 2004 dan 2009 kan Golkar kalah. Kira-kira tesisnya DPP Golkar kekalahan itu karena tidak adanya soliditas dalam tubuh Partai Golkar. Harus ada upaya untuk menjaga soliditas maka lahirlah untuk mengambil keputusan tersebut," kata Ketua DPP Golkar Hadjriyanto Y Tohari kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (18/7/2012).

Awalnya, AD/ART Golkar tak keras melarang kadernya berlaga di Pilpres dengan kendaraan apa pun. Hanya tokoh Golkar tersebut harus mampu memberikan argumentasi di hadapan DPP Golkar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang di AD/ART itu disebutkan bahwa anggota Partai Golkar itu berhenti karena meninggal dunia, mengundurkan diri, dan diberhentikan. Diberhentikan itu ada beberapa sebab. Salah satunya, tidak mentaati keputusan Munas dan Rapimnas. Cuma kemudian ada mekanisme tata urut proses dan mekanismenya itu ada. Misalnya, dia diberi kesempatan untuk melakukan pembelaan diri dalam sebuah forum untuk meminta penjelasan kepada yang bersangkutan," ungkap Hadjri.

Namun di aturan yang baru yang dibuat sebelum deklarasi pencapresan Ical memang dibuat sangat keras. Tak ada pintu bagi JK untuk memberikan pembelaan jika kemudian memutuskan nyapres lewat kendaraan lain.

"Hanya di Rapimnas Bogor dibuat keputusan baru di mana proses itu lebih dipertegas jadi tidak menggunakan forum pertanggungjawaban di mana yang bersangkutan tidak melakukan pembelaan. Kalau dalam AD/ART itu yang bersangkutan mendapatkan keputusan untuk melakukan pembelaan diri tapi saat ini keputusan itu bisa diambil langsung oleh DPP," tegas Hadjri.

(van/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads