"Jadi masyarakat sebaiknya mencatat mana lembaga survei yang sering salah. Setelah itu lembaga survei yang sering salah jangan dipercaya lagi," kata peneliti Pride Indonesia, Agus Herta Sumarto.
Hal itu disampaikannya dalam diskusi Survei Pemilukada DKI Jakarta "Survei Ilmiah Atau Dagang???" di Wisma Kodel, Jl HR Rasuna Said, Jaksel, Selasa (17/7/2012). Diskusi tersebut juga dihadiri oleh cawagub Didik J Rachbini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lembaga survei yang memprediksi kemenangan Foke-Nara yaitu Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Cyrus Network, PUSKAPTIS, dan MEDIAN. Selain keempat lembaga itu, terdapat dua lembaga survei yang memiliki hasil berbeda yaitu SSSG yang memprediksi kemenangan Jokowi-Ahok serta UNAS dan Madani Institute yang memprediksi kemenangan Hidayat-Didik. Sedangkan Pride Indonesia sendiri tidak melakkan survei pilgub DKI.
Melihat hal tersebut, Agus meminta agar masyarakat berhati-hati dalam menerima hasil survei. Menurutnya, banyak hasil survei yang merupakan pesanan.
"Banyak sebenarnya dari segi metode ilmiah sudah sangat paham, namun cenderung ada sesuatu yang lain di balik (hasil survei) itu. Mungkin ada pesanan," ujarnya.
"Yang kasihan adalah lembaga survei yang benar," tambahnya.
Oleh karenanya, Agus menilai perlu ada aturan terkait pengadaan survei. "Kami mendesak Komisi II DPR untuk membuat UU mengenai survei," imbuhnya.
(trq/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini