Tumpukan sampah di jalan tersebut berserakan ke jalan, dan menebar aroma tak sedap. Kebanyakan sampah yang terdapat di situ sampah dari plastik, yang bercampur sampah rumah tangga. Tumpukan sampah dari warga yang bertambah menumpuk di TPS, sekitar 4x3 meter persegi. Tampak sebagain warga berinisiatif membakar tumpukan sampah tersebut untuk mengurangi sebagaian sampah.
"Biasanya sih rutin diangkut setiap seminggu sekali. Tapi entah kenapa lebih dari tiga pekan terakhir ini sampah tidak diangkut. Tidak ada petugas dan truk pengangkut yang datang sehingga sampah meluber dari TPS. Imbasnya, kami jadi terganggu karena baunya, dan lingkungan sekitar juga banyak lalat," keluh warga yang tinggal disekitar TPS, Samsir (58), saat ditemui wartawan, Minggu, (8/7/2012) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia mengatakan warga berharap, permasalahan tumpukan sampah tersebut dapat di atasi. "Membakar sampah sebenarnya bukan solusi terbaik, karena malah akan menambah polusi," ujarnya.
Ketua RT 03 tersebut memaparkan, penampungan sampah tersebut menampung sampah warga RT 03, sebagain warga RT 010, dan RT 012, di RW 03, Kramat Jati, Jakarta Timur. Iapun menjelaskan, di RT 03 sendiri kurang lebih ada 113 Kepala Keluarga (KK) yang perbulannya tiap KK harus membayar uang iuran kebersihan, sebesar lima ribu rupiah.
"Uang kebersihan yang terkumpul dari warga, kami bayarkan kepada petugas pengangkut sebesar Rp 130 ribu per sekali angkut, termasuk kami suguhkan kopi dan camilannya. Mereka biasanya terdiri dari 3 orang PHL (petugas harian lapangan) dan satu sopir," tandasnya.
(edo/van)