Tartilah merupakan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Selama sembilan tahun memimpin organisasi tersebut, dirinya maupun para pengurus PKK, sangat aktif membantu masyarakat, terutama masyarakat yang tidak mampu. Tidak heran, jika dia dinilai sebagai istri pejabat di Sumatera Selatan, yang sangat aktif mengunjungi dan membantu masyarakat. Tartilah adalah istri Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Ishak Mekki.
Penampilannya selalu enerjik, sederhana, hangat, ramah, bersahaja, cerdas, membuat dirinya banyak dikenal oleh berbagai kalangan, mulai dari ibu-ibu di dusun, profesional, birokrat, politisi, hingga para aktivis perempuan di Indonesia maupun international. Semuanya memberikan kesan positif setelah bertemu dengannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dia tidak segan jika bertemu dan berbincang dengan masyarakat di desa atau dusun. Dia tidak keberatan jika menginap di rumah warga yang berada di dusun. Dia juga tidak segan mengunjungi warga yang jauh di pelosok. Dia membuktikan PKK bukan organisasi yang tak berguna, seperti yang digambarkan orang selama ini," ujar Dian Maulina, seorang pengajar dan aktivis perempuan di Palembang.
Pujian itu memang pantas diterima perempuan kelahiran Desa Paku, Kayuagung, Kabupaten OKI, 53 tahun lalu ini. Sebab sebagai Ketua TP PKK, selama hampir sembilan tahun, hari-harinya dedikasikan kepada lingkungan hidup, kesejahteraan perempuan dan pendidikan anak-anak di Kabupaten OKI.
Berkat upayanya ini berbagai penghargaan dibidang lingkungan hidup, koperasi, bina keluarga balita diterimanya. Selama menjadi Ketua TP PKK OKI, hampir setiap jengkal wilayah kabupaten yang 70 persen merupakan rawa-rawa atau perairan, telah dia kunjungi.
Endang Kartika, seorang pengurus TP PKK OKI, mengisahkan dirinya bersama Tartilah pernah mengunjungi masyarakat Desa Kuala Sungai Jeruju, Kecamatan Cengal, Kabupaten OKI, dalam rangka pembinaan pengurus TP PKK Desa. "Ibu (Hj Tartilah) tidak pernah ragu meskipun harus menempuh perjalanan yang jauh untuk bertemu dengan masyarakat," tutur Endang.
Desa Kuala Sungai Jeruju, terletak di ujung pantai timur Kabupaten OKI. Menuju desa ini dibutuhkan waktu kurang lebih 4 jam perjalanan darat, kemudian ditambah 3 jam perjalanan air dengan menggunakan speed boat.
"Saat itu kami harus melintasi Selat Bangka saat menuju Desa Kuala Sungai Jeruju dengan menggunakan speed boat. Saat itu malam hari, ombak cukup besar ditambah hujan pula, tapi Ibu Tartilah tetap tenang dan penuh semangat," tutur Endang.
Berperan aktifnya TP PKK sebagai mitra pemerintah kabupaten OKI melalui 10 program pokoknya, kata Endang, telah membuktikan berbagai anggapan bahwa TP PKK merupakan organisasi para ibu yang tidak bermanfaat.
Gerak Tartilah Bersama TP PKK OKIΒ
Melalui TP PKK OKI yang bekerjasama dengan Dinas Perdagangan Industri dan Koperasi Kabupaten OKI, Tartilah membina kelompok usaha perempuan. Tartilah berkeyakinan untuk meningkatkan perekonomian keluarga, industri rumah tangga yang sebagian besar dilakukan oleh kaum perempuan harus dibina dan dikembangkan.
"Selain mengurus rumah tangga, ibu-ibu juga dapat diberdayakan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang produktif seperti membuat anyaman purun yang merupakan produk khas OKI. Mereka perlu dibina dan dikembangkan usahanya," ujar Tartilah.
Program itu kemudian menyentuh ribuan para ibu untuk membentuk kelompok pengrajin anyaman purun di Kecamatan Pedamaran dan Pampangan.
"Anyaman purun merupakan warisan produk lokal yang sangat potensial. Selama ini hanya diusahakan dengan sederhana dan tradisional. Pengrajin ini kita bina. Dan sekarang purun tidak hanya menjadi tikar, dengan sentuhan teknologi, pengrajin kita telah mampu membuat sandal, tas, serta produk turunan lainnya dengan bahan utama purun. Hasilnya tidak kalah bagus dengan produk lainnya. Tentunya upaya ini
sangat meningkatkan pendapatan mereka," jelas Tartilah.
Selain anyaman purun, TP PKK juga rutin memberikan dana hibah kepada kelompok-kelompok usaha lainnya yang dikelola perempuan yang berada di pedesaan atau dusun, seperti kelompok usaha makanan, perhiasan pengantin, maupun pertanian.
Ati Sukaryati, salah satu ketua Koperasi Usaha Wanita Melati, Desa Surya Adi, Kecamatan Mesuji, Kabupaten OKI, mengaku setelah mendapatkan dana hibah dari TP PKK OKI, kini koperasi yang dipimpinnya memiliki omset sekitar Rp 150 juta, dengan 80 anggota yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Koperasi yang bergerak pada usaha simpan pinjam ini menurutnya sangat membantu usaha perempuan yang ada di sana karena bisa meminjam dari koperasi untuk tambahan modal usaha.
"Awalnya kami mendapatkan modal dari TP PKK OKI sebesar Rp1,5 juta," ucapnya. Berkat upayanya ini, pada tahun 2011 yang lalu, Tartilah Ishak menerima penghargaan Jasa Bhakti Koperasi dari Presiden RI sebagai
Pembina Kelompok Usaha Perempuan.
Bukan hanya kelompok usaha perempuan, Tartilah juga sangat perhatian dengan dunia pendidikan dan kesehatan anak. "Pendidikan itu dimulai sejak dini, ketika masih balita," kata Tartilah.
Guna mewujudkan hal itu, Tartilah membentuk kelompok Bina Keluarga Balita (BKB), sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), membina kelompok bermain, serta Taman Kanak-kanak.
Bahkan melalui G-OTA (Gerakan Orangtua Asuh), Tartilah mampu mengajak para donatur untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak kurang mampu di Kabupaten OKI. Sejak tahun 2004 sudah dibantu sebanyak 10.872 anak asuh. Melalui kelompok Dasa Wisma, anak-anak yang putus sekolah diusahakan untuk kembali bisa bersekolah baik di sekolah formal maupun melalui program kejar paket.
Atas berbagai di bidang pembinaan keluarga balita, pada 2011 yang lalu Tartilah menerima penghargaan sebagai Pembina Keluarga Balita terbaik Nasional, yang sebelumnya menerima penghargaan Manggala Karya Kencana tahun 2005, juara pertama Lomba Pengelola BKB tingkat Nasional tahun 2005.
Tartilah yang dilahirkan dan dibesarkan dari keluarga taat beragama, membuat dirinya fokus pada persoalan keseimbangan pendidikan umum dan pendidikan keagamaan. Bersama suaminya, Ishak Mekki, Tartilah memelopori berdirinya sekolah-sekolah Islam terpadu di Kabupaten OKI, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga SMA. Misalnya TK Islam Al Azhar, SD/SMP/SMA IT Bina Insani, hingga Ponpes Bait Qur'an Kayuagung.
Menurut Tartilah, derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya luar, harus dibarengi dengan pendidikan agama sebagai pondasi dalam membentuk masyarakat OKI yang beriman dan berkualitas. Tidak di situ saja, Tartilah yang sehari-harinya mencintai tanaman,tergerak hatinya dalam mengatasi berbagai persoalan lingkungan hidup di OKI.
Bersama para ibu PKK, Tartilah melakukan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon (GP-TTP) dan Program Kecil Menanam Dewasa Memanen (KMDM). Gerakan ini telah dimulai sejak tahun 2009 melalui kerja sama dengan Dinas Kehutanan dan Dinas Pendidikan Kabupaten OKI. Kegiatan ini terus berlanjut sampai saat ini.
Dengan melibatkan peran serta para ibu, siswa, tenaga pendidik, penyuluh, serta komponen masyarakat lainnya, telah tertanam 9.000 batang pohon mahoni dan trembesi, di lingkungan 36 SD (Sekolah Dasar) yang tersebar di 18 kecamatan. Selain itu telah ditanam 200 batang pohon dalam rangka kegiatan memperingati Hari Kartini, dan 700 batang pohon untuk penanaman yang berkerja sama dengan Bhayangkari Polres OKI serta kegiatan tanam lainnya sehingga sampai dengan awal Juli 2012 gerakan perempuan tanam Kabupaten Ogan Komering Ilir telah berhasil menanam lebih dari 30.785 batang pohon.
Tartilah terus berupaya memotivasi kesadaran masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki lingkungan hidup. Hal itu dilakukan agar dalam waktu yang tidak terlalu lama Kabupaten OKI akan menjadi kabupaten yang hijau dan sejuk, dan menjadi salah satu penyelamat dalam mengurangi produksi karbon yang saat ini telah merusak iklim global.
Sikapnya yang peduli terhadap lingkungan hidup, membawanya ke Istana Negara untuk menerima Upakarti dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di tahun 2010, kemudian menerima Piala Kalpataru dari Gubernur Sumatera Selatan pada tahun 2011. Dia juga menerima Mobil Hijau (MOHI) dari Ibu Ani Yudhoyono pada tahun 2011, serta menerima ENO Silver Award dari sebuah lembaga lingkungan hidup international ENO beberapa waktu lalu.
"Semua hasil itu belumlah seperti diharapkan masyarakat, maka perlu diupayakan berbagai program lainnya yang diperankan PKK bersama pemerintah maupun organisasi lainnya, agar Kabupaten OKI menjadi lebih sejahtera, hijau, berpendidikan, dan damai," ujar ibu dari Muchendi Mahzareki, Ferdita Azhar, dan Ones Saputri ini.
(tw/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini