Rusia Penting untuk Indonesia, Indonesia Penting untuk Rusia

Laporan dari Moskow

Rusia Penting untuk Indonesia, Indonesia Penting untuk Rusia

- detikNews
Kamis, 05 Jul 2012 11:01 WIB
Moskow - Hubungan diplomatik dan bilateral antara Indonesia dan Rusia berlangsung berliku dan dalam sepuluh tahun terakhir semakin baik. Indonesia menganggap Rusia sebagai kawan penting. Demikian juga sebaliknya. Fakta-fakta sejarah pun menunjukkan bahwa Rusia selama ini tidak pernah meninggalkan Indonesia.

Merajut dan meningkatkan kualitas hubungan kedua negara ini menjadi tugas utama bagi Djauhari Oratmangun, diplomat yang saat ini dipercaya sebagai duta besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia. Begitu tiba di Moskow, ibukota Rusia beberapa bulan lalu, Djauhari langsung tancap gas untuk melakukan komunikasi demi peningkatan hubungan kedua negara.

Bagi Djauhari, Rusia merupakan negara penting buat Indonesia. Negara ini merupakan negara paling besar di dunia. Rusia memiliki luas 6 kali luas Amerika Serikat atau 10 kali luas Indonesia. Negara ini juga memiliki banyak sumber daya alam dan menguasai produk-produk strategis, termasuk produk-produk di bidang pertahanan. Dari sisi sejarah, hubungan Indonesia dan Rusia juga sangat dekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ibaratnya, Rusia itu saat ini merupakan kawan lama di era baru," kata Djauhari kepada beberapa pimpinan media massa dalam pertemuan di KBRI Moskow, Rabu (4/7/2012). Beberapa pimpinan media berada di Moskow untuk menghadiri pertemuan pimpinan media seluruh dunia yang diberi nama World Media Summit II yang digelar 4-8 Juli di World Trade Center Moskow.

Hubungan Indonesia dan Rusia sudah terjalin sejak awal 1900-an. Bahkan, sebetulnya lebih awal dari itu, karena Kaisar Nikolei II pernah mengunjungi Indonesia selama dua pekan pada tahun 1890.

Namun, setelah kasus G 30 S dan isu komunisme, hubungan Indonesia dan Rusia sempat vakum, kurang harmonis selama 30 tahun. Kantor Kedubes RI yang terletak di Novokuznetskaya Ulitsa 12 tetap beroperasi dan selalu berganti duta besarnya, namun hubungan Indonesia - Rusia terasa hambar.

"Baru kurang lebih 10 tahun terakhir komunikasi Indonesia dan Rusia semakin membaik. Selama ini, dari fakta-fakta yang ada, ternyata Rusia tidak pernah meninggalkan Indonesia. Di event-event internasional, Rusia selalu dalam posisi membela Indonesia," kata Djuhari. Dengan semangat antara Indonesia dan Rusia sebagai kawan lama inilah, Djauhari yakin hubungan Indonesia dan Rusia akan semakin mantap dan kokok di masa mndatang.

Dalam catatan sejarah, banyak contoh bagaimana Rusia sangat membantu Indonesia. Dalam buku 'Sahabat Lama, Era Baru' yang diterbitkan oleh KBRI Moskow dan ditulis Tomi Lebang, disebutkan bagaimana mesranya hubungan Indonesia dan Rusia di era Presiden Soekarno. Pembangunan Monumen Nasional (Monas) yang merupakan ide Presiden Soekarno misalnya, itu merupakan bantuan Rusia. Pembangunan Gelora Bung Karno juga atas bantuan Rusia (dulu Uni Soviet-Red). Patung Pak Tani dan RS Persahabatan juga merupakan bantuan Rusia.

Bagaikan pepatah 'Cinta Lama Bersemi Kembali', hubungan Rusia dan Indonesia kembali menunjukkan kemesraannya setelah Uni Soviet runtuh dan Indonesia mengalami reformasi pada akhir 1990-an. Para diplomat Indonesia dan Rusia kembali melakukan komunikasi intensif membangun persahabatan yang pernah terjalin dengan hangat dan berkualitas.

Karena itulah, begitu resmi menjadi dubes RI di Moskow, Djauhari langsung tancap gas melakukan pertemuan-pertemuan diplomatik dengan pemerintah Rusia. Djauhari ingin persahabatan Indonesia dan Rusia semakin baik. Selain menyerahkan surat kuasanya sebagai dubes RI kepada Presiden Rusia Medvedev, Djauhari juga menemui Vladimir Putin, yang saat itu menjadi Perdana Menteri Rusia.

Kini, Rusia dipimpin kembali oleh Putin. "Sejak saya bertugas di sini, saya telah bertemu Putin sebanyak tiga kali," ujar diplomat yang pernah bertugas di New York dan beberapa negara besar di dunia, termasuk Asean ini.

Semakin membaiknya hubungan Indonesia dan Rusia ini juga ditandai dangan hadirnya beberapa menteri Indonesia di Moskow hari-hari terakhir ini. "Beberapa hari lalu ada lawatan Menko Polhukam Djoko Suyanto. Setelah itu ada Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dan baru kemarin 1 Juli, ada Menteri Pemberdayaan Perempuan Linda Gumilar," kata Djauhari.

Beberapa bulan mendatang Presiden SBY juga akan berkunjung ke Rusia untuk menghadiri KTT APEC yang akan digelar di Vladivostok pada September 2012 mendatang. Vladivostok merupakan kota pelabuhan terbesar Rusia di tepi pantai Samudera Pasifik yang terletak di wilayah Rusia Timur Jauh dan merupakan ibukota dari provinsi Primorsky Krai. Terletak di ujung Teluk Tanduk Emas, tidak jauh dari perbatasan Rusia dengan Cina dan Korea Utara. Di sela-sela acara APEC, sudah pasti SBY akan melakukan pertemuan bilateral dengan Putin untuk membahas peningkatan kerjasama dua negara besar ini: Indonesia dan Rusia.

(asy/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads