Dalam tabel temuan yang dituliskan tim penelitian korupsi politik ICW, disebutkan pasangan nomor satu Foke-Nara memiliki dana kampanye sebesar Rp 37.956.000.000. Sumber terbesar dana kampanye pasangan incumbent tersebut didapat dari sumbangan pribadi pasangan sebesar Rp 15 miliar (kas) dan Rp 18 miliar (non kas).
"Total sumbangan dari pasangan calon adalah Rp 33 miliar," kata peneliti ICW, Apung Widadi, dalam keterangan pers, di Kantor ICW, Jl Kalibata Tmur IV, Jakarta Selatan, Minggu (1/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, untuk pasangan Hendardji-Riza Patria, ICW mencatat dana kampanye yang dimiliki pasangan tersebut sebesar Rp 1.475.000.000. Sumber dana terbesar didapatkan dari sumbangan pasangan dengan total Rp 1.467.500.000.
"Sumbangan perseorangan pasangan Hendardji-Nara sebesar Rp 7.500.000," papar Apung.
Dana kampanye pasangan nomor 3, Jokowi-Ahok, tercatat mencapai Rp 4.611.700.000. Jumlah terbesar didapat dari sumbangan perseorangan, Rp 2.628.900.000, disusul sumbangan pasangan calon dengan total Rp 1.342.800.000, serta sumbangan badan usaha sebesar Rp 650 juta.
Sementara pasangan Hidayat-Didik memiliki dana kampanye sebesar Rp 13.821.350.000. Berbeda dengan pasangan lainnya, partai politik yang menaungi pasangan ini turut menyumbang dengan total Rp 500 juta, sementara perseorangan sebesar 13.321.350.000
"Dari informasi yang saya terima pasangan Hidayat-Didik juga menerima sumbangan dari anggota DPR di Senayan, totalnya Rp 50 juta," ungkap Apung.
Pasangan nomor urut lima, Faisal-Biem, menyimpan dana kampanye sebesar Rp 1.526.754.663. Sumber dana terbesar didapatkan dari sumbangan kedua pasangan dengan total Rp 1.521.900.000 termasuk nilai konversi barang sebesar RP 240 juta. Sementara untuk sumbangan perseorangan sebesar Rp 4.850.000.
Pasangan Alex-Nono mengantongi dana kampanye sebesar Rp 3.742.900.000. Sumbangan terbesar datang dari partai politik yang mengusung pasangan tersebut, Rp 2.450.100.000. Namum, jumlah tersebut bukan berupa uang tunai tapi berupa barang Rp 950.100.000 dan jasa sebesar Rp 1.500.000.000.
"Pasangan ini tidak merinci bentuk barang dan jasa apa yang diterima pasanga untuk mendukung Pemilu DKI Jakarta," jelas Apung.
Disusul kemudian sumbangan dari pasangan calon sebesar Rp 50 juta yang masuk di kas dan Rp 912.800.000 berupa barang. Sementara sumbangan perseorangan berjumlah Rp 320 juta, serta Rp 10 juta dari badan usaha.
(ahy/nvt)