Perdebatan Tortor, Massa Lempar Air Mineral Gelas ke Kedubes Malaysia

Perdebatan Tortor, Massa Lempar Air Mineral Gelas ke Kedubes Malaysia

- detikNews
Jumat, 22 Jun 2012 15:10 WIB
Jakarta - Tortor dan gondang sambilan diusulkan masuk dalam akta warisan kebangsaan Malaysia oleh Komunitas Mandailing di Negeri Jiran itu. Memprotes hal tersebut, sejumlah orang dari Pemuda Pancasila menggeruduk Kedubes Malaysia di Jakarta.

Sekitar 50 orang berseragam loreng hitam dan oranye datang ke Kedubes Malaysia, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (22/6/2012). Mereka meminta masuk ke dalam gedung, namun tak diizinkan polisi yang berjaga di depan gerbang.

Massa sempat terlibat aksi saling dorong dengan aparat saat mencoba merangsek masuk. Namun polisi berhasil menghalau upaya itu. Tidak puas karena tak diberi izin masuk, massa melempari Kedubes dengan air mineral gelas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, pendemo juga mencoba membakar bendera Malaysia. Namun polisi lantas memadamkan api sebelum api membesar dan menghanguskan bendera.

Spanduk bergambar bendera Malaysia turut dibentangkan dalam aksi tersebut. "Malaysia maling kebudayaan. Ganyang malaysia," teriak para demonstran.

Aksi itu sempat memacetkan arus lalu lintas dari Mampang ke arah Menteng. Sebab para demonstran memarkirkan sepeda motornya di pinggir jalan. Namun 25 menit berselang, lalu lintas lancar kembali karena massa membubarkan aksi dan meninggalkan lokasi.

Terkait munculnya perdebatan tortor dan gondang sambilan, Menteri Informasi, Komunikasi, dan Kebudayaan Malaysia, Datuk Seri Dr Rais Yatim, memberikan komentar. Menurut Rais, kedua produk kebudayaan yang dipraktikkan oleh komunitas Mandailing tersebut, akan dikukuhkan sebagai salah satu aset nasional. Hal ini mengacu pada kebebasan untuk mengadopsi suatu kebudayaan dan gaya hidup, seperti diatur dalam Konvensi Jenewa.

"PBB menjamin kebebasan bagi setiap komunitas untuk mengadopsi akar kebudayaan dan gaya hidup," ucap Rais kepada wartawan, seperti dilansir oleh kantor berita Malaysia, Bernama, Senin (18/6/2012).

Menurut Rais, sama seperti etnis-etnis lainnya, seperti China dan India, rakyat Malaysia berhak untuk menjaga kebudayaaan mereka. Lebih lanjut, Rais menyebut bahwa kritikan dan protes terhadap isu-isu kebudayaan memang wajar muncul.

"Tapi di Malaysia, terdapat masyarakat yang merupakan keturunan Minangkabau, Bugis, Jawa, Sunda, Kalimantan, dan Pontianak yang berusaha menjaga kebudayaan masing-masing," imbuhnya.

Rais berharap agar kritikan maupun protes serupa tidak muncul di zaman modern ini. Dengan dikukuhkan ke dalam daftar aset nasional, maka kedua produk budaya asal Sumatera Utara tersebut akan ikut dilestarikan di Malaysia.

(vit/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads