Seperti dilansir oleh AFP, Rabu (20/6/2012), pemilik rumah bordil bernama 'Stiletto' ini memenangi banding di Pengadilan Pertanahan dan Lingkungan pekan ini. Gugatan diajukan oleh dewan kota Sydney yang menentang rencana ekspansi rumah bordil ini, dengan alasan ekspansi tersebut terlalu besar dan berlebihan.
Namun hakim Susan O'Neill memutuskan, pengembangan dan ekspansi 'Stiletto' yang menelan biaya 12 juta dolar Australia (Rp 114 miliar) ini diperkenankan untuk dilakukan. Pengembangan 'Stiletto' ini mencakup penambahan kamar, fasilitas seperti ranjang tambahan dan meja biliar, hingga sistem booking secara rombongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
O'Neill juga menyatakan, operasional 'Stiletto' telah dinilai oleh dewan kota sebagai 'yang paling baik dan bisa diterima' dibanding rumah bordil lainnya di wilayah Sydney. Selain itu, usulan pengembangan rumah bordil ini juga telah dilengkapi dengan pertimbangan pada persoalan lalu lintas dan isu lainnya.
Diketahui bahwa 'Stiletto' mempromosikan diri sebagai 'rumah bordil dan hotel butik untuk persinggahan singkat terbaik di Sydney'. Tarif standar 'Stiletto' dibanderol 370 dolar Australia (Rp 3,5 juta) per jam. Tarif ini sudah termasuk biaya kamar, pilihan wanita pendamping, dan juga minuman.
Rumah bordil ini buka selama 24 jam setiap harinya, kecuali saat Hari Natal. Seringkali, 'Stiletto' membanggakan para pelanggannya yang sangat beragam, mulai dari selebriti papan atas, bintang film, atlet terkenal, hingga anggota band ternama.
Diketahui bahwa praktik prostitusi di Australia diatur oleh pemerintah masing-masing negara bagian. Operasional rumah bordil memang dilegalkan di sejumlah negara bagian, seperti di New South Wales ini. Sedangkan di negara bagian lainnya, seperti Northern Territory, praktik prostitusi seperti ini dilarang dan dikategorikan melanggar hukum.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini