Dilahirkan di kota Padang, Sumatera Barat, 31 tahun lalu, Yosie muda memang sudah bercita-cita menjadi pemadam kebakaran. Dia sudah aktif di berbagai organisasi kemanusiaan sebelum akhirnya diterima sebagai tim branwir pada tahun 2003.
Bang Yos, begitu ia biasa disapa, selalu menjadi perhatian ketika bertugas. Bagaimana tidak, dia adalah satu-satunya wanita yang menjadi pemadam kebakaran di Kota Padang. Bahkan mungkin di provinsi Sumatera Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bekerja seperti biasa. Jadi penyiram api, tidak ada perlakuan khusus, sama saja," sambungnya.
Bertugas selama hampir 9 tahun, Yosie tentu punya pengalaman berkesan. Mulai dari hal-hal yang lucu hingga berbagai momen membahayakan jiwa.
Cerita pertama, ketika dia bertugas pada tahun 2007. Saat itu, Yosie dan rekan-rekannya menaiki mobil pemadam kebakaran nomor 01. Namun saat menit terakhir, dia memutuskan untuk turun dari mobil itu dan pindah ke kendaraan lain.
"Di tengah jalan, mobil yang harusnya saya tumpangi kecelakaan. Dua orang meninggal saat itu," ceritanya.
Wanita yang menikah pada tahun 2010 ini juga pernah tersengat listrik saat memadamkan api. Saat itu, PLN setempat belum memadamkan listrik, namun dia sudah menyiram bangunan.
"Akhirnya kita mundur. Ada juga yang membahayakan lainnya seperti gas bocor dan lain-lain," terangnya.
Gempa yang terjadi pada tahun 2009 di Kota Padang juga cukup meninggalkan bekas di ingatan Bang Yos. Saat itu, dia ikut dalam tim yang mengevakuasi wanita korban gempa yang terjebak di reruntuhan bangunan. Wanita itu belakangan harus diamputasi kakinya guna menyelamatkan jiwanya.
"Kita ke TKP sama kawan-kawan. Ada dua orang kejepit, dia diantara mayat-mayat meninggal," kenangnya.
Semua pengalaman berharga itu dijadikan motivasi bagi Bang Yos untuk bekerja dan terus menyelamatkan nyawa. Dia sudah siap menanggung semua risiko yang ada, meski harus meninggalkan keluarga ketika bertugas.
"Untung suami juga kadang suka nemenin. Dia juga relawan," tutur Yosie.
(mad/nvc)