"Dari desa Karanggeneng, Ujungnegoro, Pomowareng, Roban dan Wonokerso kabupaten Batang. Kami menolak rencana pembangunan PLTU," ujar salah seorang masa aksi, Mustaqim, kepada detikcom, di depan istana negara, Jl. Merdeka Utara, Jakarta, Senin, (18/6/2012).
Menurutnya, rencana pembangunan itu memakan lahan pertanian dan sebagian tanah desa. Meskipun akan mendapat ganti rugi, namun mereka menolak jika harus kehilangan lahan pertanian mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain terancam mata pencariannya, penolakan warga itu juga disebabkan karena lokasi rencana pembangunan PLTU berada di kawasan konservasi.
"Kita datang pakai 21 bis dari Jawa Tengah, sebelumnya sudah demo di DPRD di sana. Kalau tetap dibangun, ya kita terus usaha untuk menolak," jelas Mustaqim.
Pantauan detikcom, demo itu berlangsung dari pukul 10.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Masa aksi yang sebagian besar petani berdemo mengenakan topi petani bertuliskan "Tolak PLTU, lahan kami sumber ekonomi kami".
Demonstrasi berlangsung aman dan tertib. Sementara 100 aparat polisi mengamankan demo itu. Usai demo, masa aksi bergerak kembali ke masjid Istiqlal tempat bis mereka berada.
(mad/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini