Ungkap Penembakan di Jayapura, Polri 'Utang' Kasus Puncak Jaya

Ungkap Penembakan di Jayapura, Polri 'Utang' Kasus Puncak Jaya

- detikNews
Senin, 18 Jun 2012 07:48 WIB
Jakarta - Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan pihaknya berhasil menangkap dan menembak mati eksekutor penembakan yang terjadi di Ibu Kota Papua, Jayapura, Mako Tabuni. Namun, polisi masih menyimpan sejumlah kasus penembakan yang terjadi di Puncak Jaya, Papua.

Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq, mengatakan dengan ditembak matinya Mako Tabuni yang merupakan pejabat Komite Nasional Papua Barat (KBPB), diharapkan dapat menjadi pintu masuk Polri dalam mengungkap aksi kekerasan, khususnya penembakan, yang ada di Bumi Cendrawasih tersebut.

"Jadikan terungkapnya penembakan di Jayapura sebagai pintu masuk penyelesaian masalah secara komprehensif," kata Mahfudz saat berbincang dengan detikcom, Minggu (17/6/2012).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mahfudz menilai, kasus penembakan yang terjadi akhir-akhir ini di Papua tidak dilakukan oleh aktor tunggal. Menurutnya, kelompok sipil bersenjata berada dalam satu kelompok dan tersebar di berbagai tempat di Papua dalam menjalankan aksi brutalnya.

Poltitisi dari PKS ini menjelaskan, permasalahan yang dihadapi Polri dalam mengusut kasus penembakan di Puncak Jaya karena keterbatasan jangakauan, di mana pelaku selalu bergerak masuk ke hutan belantara usai melaksanakan aksinya.

"Yang bisa menjangkau mereka adalah TNI. Nah, kalau TNI dilibatkan dalam penindakan seperti tugas Polri maka akan muncul opini terbentuknya operasi militer, ini problemnya," jelas Mahfudz.

Disinggung mengenai penyelesaian secara komprehensif, Mahfudz memaparkan bila penyelesaian di Papua harus menyentuh segala bidang, baik itu dari sektor ekonomi, politik, budaya, maupun keamanan, tentunya seluruh aspek tersebut dilalui dengan jalan damai.

Khusus untuk keamanan, Polri sedianya tidak perlu untuk menambah pasukannya atau perbantuan untuk menjaga keamanan di Papua.

"Bila pendekatan keamanan seperti itu yang dikedepankan, saya menduga akan mendapat reaksi dari masyarakat yang juga bersenjata," jelas Mahfudz.

Sebelumnya, Polri mengaku kesulitan untuk mengungkap rentetan penembakan di Puncak Jaya, Papua. Polri beralasan, faktor alam menyulitkan pengejaran pelaku.

"Mau 10 kali penembakan sulit untuk menyelidikinya," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Saud Usman Nasution, di Jakarta, Senin (9/4) lalu.

Selain faktor alam, alasan lainnya mengapa pengungkapan menjadi sulit dan terkesan lamban adalah minimnya saksi yang dapat membantu proses penyelidikan.

"Masyarakat menjadi saksi agak sulit," kata Saud.


(ahy/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads