Menurut harian Washington Post seperti dilansir AFP, Kamis (14/6/2012), operasi pengintaian itu dilakukan oleh pesawat-pesawat turboprop kecil tak bertanda yang terbang ribuan kilometer antara pangkalan-pangkalan udara dan tempat-tempat pendaratan di hutan-hutan di wilayah benua hitam itu.
Program yang telah diluncurkan sejak tahun 2007 ini, menunjukkan perluasan masiv operasi pasukan khusus AS dalam beberapa tahun terakhir. Juga militerisasi operasi intelijen selama perang melawan Al-Qaeda yang telah berlangsung satu dekade.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Washington Post, kini ada rencana untuk membuka pangkalan udara lain di Sudan Selatan guna membantu memburu Kony. Pria itu diburu atas keterkaitan dalam serangkaian kekejaman dan beroperasi di bagian-bagian wilayah Afrika tengah paling terpencil dan sulit dijangkau.
Di Afrika Timur, pesawat AS beroperasi di Djibouti, Ethiopia, Kenya dan Kepulauan Seychelles untuk memata-matai milisi Al-Shebab yang terkait Al-Qaeda.
Menurut The Post, salah satu pangkalan rahasia AS itu berada di tempat terpencil di Ouagadougou, ibukota Burkina Faso di Afrika Barat. Menteri Luar Negeri Burkina, Djibril Bassole menolak menjawab pertanyaan mengenai operasi pasukan khusus AS di negerinya.
Namun dikatakannya, pemerintah Burkina menghargai kerja sama keamanan AS. "Kami perlu memerangi dan melindungi perbatasan kami," cetus Bassole. "Begitu mereka menyusup ke negara kami, akan sangat, sangat sulit untuk mengeluarkan mereka," imbuhnya mengenai kelompok Al-Qaeda.
(ita/nrl)