"Saya rasa ini partai rapuh yang sangat hyper pragmatis. Cara-cara seperti ini tidak fair. Ideologi menjadi tidak penting, ini transaksi bisnis di politik Tanah Air,"kata Wasekjen PD, Ramadhan Pohan, kepada detikcom, Selasa (12/6/2012).
Menurut Ramadhan, parpol harus dikelola dengan penuh kenegarawanan. Bukan dengan cara pragmatis apalagi money politics.
"Parpol tidak bisa transaksional. Anda tanam untuk kerja kemudian dapat hasilnya, itu namanya hubungan bisnis. Kalau itu diterapkan di politik, jadinya politik uang,"kritiknya.
Dia tak mempermasalahkan sumber dana Nasdem yang bisa saja sangat besar. Kelak, Nasdem harus membuka belanja partainya paling tidak ke KPU.
"Uangnya dari mana kami tidak mempersoalkan. Tapi itu nanti harus dijelaskan dalam daftar belanja partai. Dari segi kepatutuan dan kepantasan tidak tepat, yang jelas mengelola politik tidak seperti mengelola perusahaan. Kalau politik dikelola dengan cara ini, ada tendensi memanipulasi suara rakyat, meski sebagai ijtihad politik boleh saja,"katanya.
Apakah PD takut kadernya diambil sehingga harus bersikap keras merespon langkah politik Partai Nasdem?
"Menyeberang itu hak politik. Tapi kalau menyeberang dengan alasan duit ya kita ragukan kenegarawanannya. Politik sama dagang berbeda. Kalau menyeberang karena dagang, orientasinya duit," kilahnya.
(van/mpr)