'Kuil Shaolin' Itu Bernama STAN
Bagikan opini, gagasan, atau sudut pandang Anda mengenai isu-isu terkini
Kirim Tulisan

'Kuil Shaolin' Itu Bernama STAN

Senin, 11 Jun 2012 16:39 WIB
Catatan: Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak mencerminkan pandangan Redaksi detik.com
Jakarta - Dalam film Tai Chi Master, dikisahkan perjalanan hidup dua biksu jebolan Shaolin Temple yaitu Junbao dan Tienbo. Sejatinya Kuil Shaolin dididirikan untuk menghasilkan para biksu yang secara fisik tangguh dan secara mental kuat dari godaan duniawi. Sosok biksu ideal ini ada pada Junbao yang diperankan dengan ciamik oleh Jet Li.

Lain halnya dengan Tienbo, dia ternyata memilih untuk menjadi begundal kaum penguasa yang gila harta dan kekuasaan daripada menjadi biksu suci tapi miskin harta. Di ujung cerita, akhirnya nasib Tienbo harus berakhir tragis di tangan Junbao.

Berita tertangkapnya pegawai Pajak TH oleh KPK kembali membuat almamaternya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) menjadi sorotan, sama seperti ketika kasus Gayus Tambunan dan Dhana Widyatmika terkuak. Fenomena ini cukup menarik karena ketika Miranda Goeltom, Nazaruddin, atau Angelina Sondakh dijadikan tersangka korupsi, hampir tidak ada media yang mengaitkan kasus korupsi dengan almamaternya. Sedemikian buruknyakah STAN?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibarat Kuil Shaolin, sejatinya STAN didirikan untuk mendidik akuntan handal berintegritas tinggi untuk mengelola serta mengawal keuangan negara. Dengan iming-iming sekolah gratis dan jaminan kerja di Kementerian Keuangan, Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), serta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), setiap tahun lebih dari 100.000 lulusan SMA terbaik dari pelosok negeri bersaing memperebutkan kursi STAN.

Sebagai kawah candradimuka, tuntutan akademis di sana terbilang sangat ketat. Jika ada satu saja mata kuliah yang tidak lulus atau nilai IPK lebih rendah dari yang dipersyaratkan, silakan angkat kopor pulang kampung. Namun sayang sekali, godaan yang sangat kuat di luar sana membuat beberapa orang lulusannya terperangkap menjadi "Tienbo" dan melupakan idealismenya.

Apakah dengan demikian kuil bernama STAN itu harus dirubuhkan? Tentu tidak! Karena STAN juga berhasil melahirkan "Junbao-Junbao" yang menjadi prajurit garda depan dalam mengelola dan mengawal keuangan negara. Ketika media ramai mengaitkan TH dengan almamaternya, media "lupa" memberitakan juga bahwa ada 5 pegawai KPK alumni STAN yang terlibat langsung dalam proses penangkapan TH. Mulai dari tingkat case building, pengumpulan bahan keterangan, kegiatan intelligence, penangkapan, hingga interogasi. Kalau ditarik lagi kebelakang, penangkapan KPK ini berdasarkan informasi dari bagian investigasi Ditjen Pajak dan Itjen Kemenkeu yang notabene juga banyak diisi alumni STAN.

Tindak pidana korupsi sebetulnya tidak berhubungan erat dengan background pendidikan para pelakunya. Tapi kalaupun mau dikait-kaitkan, seharusnya secara berimbang diulas kedua sisi, baik si pelaku maupun si pemberantasnya. Jangan sampai kita secara membabi-buta mencaci segelintir "Tienbo", namun melupakan ribuan "Junbao" yang tersebar di KPK, BPK, BPKP, dan Kemenkeu yang sedang berperang melawan korupsi.

Selamat berjuang "Junbao" di mana pun berkiprah, jaga integritas dan tetap semangat!

Penulis adalah Alumni STAN Angkatan Masuk 1993

(nrl/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads