Kedua orangtua korban, Jalius Sianturi dan Samsinur Pasaribu hanya bisa menangis melihat jenazah Irvan yang terbaring kaku di rumah duka, Jl. Elang, Medan Tembung. Jalius pasrah karena tidak bisa memberikan perawatan terbaik untuk anak ketiganya.
"Pihak rumah sakit memang menyarankan agar Irvan ke rumah sakit swasta karena peralatan dipakai tapi kami tidak memiliki uang," sebut Jalius.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena peralatan yang dibutuhkan Irvan sedang dipergunakan pasien lain, Irvan sempat dibawa pulang. Kondisinya semakin memburuk, lalu dibawa lagi ke rumah sakit. Setelah menjalani perawatan, korban menghembuskan nafas terakhir, Kamis (7/6/2012) tengah malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Peristiwa nahas menimpa Irvan, Kamis sore sekitar pukul 14.30 WIB. Tiba-tiba, kereta api penumpang dari arah Rantau Prapat melaju kencang menuju Stasiun Besar Kereta Api Medan. Irvan yang sedang bermain dekat rel, tersambar hingga terlempar sejauh 5 meter.
(rul/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini