"Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 14.30 WIB saat wilayah Cililitan, Jakarta Timur, diguyur hujan deras. Saat itu, saya sedang berada di lantai dua bangunan dan hanya terdapat seorang stafnya di dalam ruangan," ujar Wakil Ketua Pasca Sarjana STIE, Masduki Suryo, saat ditemui wartawan, Rabu, (30/5/2012).
Madsuki menjelaskan saat itu stafnya masih berada di ruangan sekretariat pasca sarjana dan dirinya sedang berada di lantai 2. "Ketika air datang, staf saya teriak-teriak, saya turun air sudah meluap dari penutup gorong-gorong yang ada di ruangan sini," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata, air yang mengalir deras dari gorong-gorong tersebut membuat tanah di bawah tembok pembatas antara gedung dengan pemukiman warga terkikis. Hal tersebut yang mengakibatkan tembok setinggi dada orang dewasa tersebut menimpa empat rumah warga yang berada di bawahnya. Beruntung tak ada korban jiwa atas peristiwa tersebut.
Akibat dari musibah tersebut, aktivitas sekolah terpaksa dihentikan oleh yayasan untuk memberikan rasa aman bagi mahasiswanya.
Dari pantauan detikcom di dalam ruangan seluas 5x3 meter yang biasa di fungsikan sebagai sekretariat pasca sarjana tersebut terdapat sebuah penutup gorong-gorong berbahan semen selebar 50x50 sentimeter. Sementara tembok yang rubuh tersebut berdempetan dengan rumah warga yang beralamat di Jl. Cililitan Kecil III Rt 11 RW 03, Cililitan, Jakarta Timur. Namun ketinggian rumah warga lebih rendah dengan tembok sehingga reruntuhannya menimpa atap empat rumah.
Sesaat setelah kejadian berlangsung, pihak yayasan telah menghubungi Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta untuk mengurus masalah tersebut bersama dengan warga. Hingga kini, antara pihak yayasan dengan warga yang menjadi korban belum menemukan titik temu, meskipun sebelumnya telah ada komunikasi. Akibat peristiwa tersebut, kerugian ditaksir puluhan juta rupiah.
(gah/mok)